Kerry: Pemukiman Israel adalah Tidak Sah
BETLEHEM, SATUHARAPAN.COM - Menteri Luar Negeri AS, John Kerry mengatakan bahwa permukiman Israel di wilayah pendudukan adalah tidak sah dan tidak membantu upaya berkelanjutan bagi perdamaian antara Palestina dan Israel.
Kerry mengeluarkan pernyataannya Rabu (6/11) setelah ia bertemu Mahmoud Abbas, Presiden Palestina, di Betlehem.
"Saya ingin menekankan bahwa posisi AS adalah, pemukiman tidak sah," katanya.
Dia menambahkan bahwa tidak ada kesepakatan bahwa Palestina mengakui pemukiman ilegal tersebut sebagai imbalan bagi upaya perdamaian.
"Saya ingin membuatnya sangat jelas bahwa Palestina dengan cara apapun tidak setuju adanya pemukiman," katanya.
Seperti dilaporkan Aljazeera, <span title="" said."="" he="" settlements="" the="" that="" in="" helpful',”="" 'not="" are="" israeli="" been="" has="" phrase="" past="">"Sejak dahulu permukiman Israel adalah tidak membantu" kata Kerry.
Kerry juga mengumumkan bahwa AS akan memberikan $ 75 juta untuk membantu perekonomian Palestina.
Sehari sebelumnya, setelah bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Shimon Peres, presiden Israel, di Yerusalem, Kerry mengakui pembicaraan damai telah mengalami hambatan.
Netanyahu mengambil sikap lebih keras. "Saya prihatin tentang kemajuan perundingan karena saya melihat orang-orang Palestina terus dengan hasutan, terus menciptakan krisis buatan, terus menghindar, melarikan diri dari keputusan bersejarah yang diperlukan untuk membuat perdamaian sejati," katanya dengan Kerry di sisinya di Yerusalem.
Gambaran Netanyahu mirip dengan yang digambarkan oleh Senior Palestina, yang mengatakan rencana Israel yang diumumkan minggu lalu untuk mendirikan 3.500 lebih rumah pemukim di Tepi Barat yang diduduki adalah kendala utama bagi keberhasilan perundingan.
Setelah berbulan-bulan diplomasi, Kerry berhasil membujuk Israel dan Palestina untuk membuka kembali melakukan pembicaraan damai pada akhir Juli setelah hampir lima tahun vakum.
Kedua belah pihak telah berkomitmen berunding selama sembilan bulan dengan harapan mencapai kesepakatan damai.
Seorang pejabat senior Palestina yang tidak bersedia disebut namanya, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa Palestina akan menolak untuk melanjutkan perundingan selama pemukiman Yahudi di Tepi Barat berproliferasi (terus didirikan).
"Israel bertekad untuk terus membuat pemukiman dan kita tidak bisa melanjutkan negosiasi di bawah serangan itu dan penyelesaian masalah pemukiman itu belum pernah terjadi sebelumnya," katanya setelah pertemuan perundingan Israel dan Palestina.
Salah satu kesepakatan dalam pembicaraan damai yang difasilitasi AS, Israel telah melepaskan setengah dari 104 tahanan Palestina dan berjanji untuk membebaskan semuanya. Kesepakatan ini mampu menarik Abbas untuk kembali ke perundingan yang pernah ditinggalkan warga Palestina pada tahun 2010 karena Israel membangun pemukiman.
Abbas, dalam pidato yang disiarkan pada hari Senin, mengatakan bahwa setelah semua putaran negosiasi "tidak ada kesepakatan masalah tanah".
Pemukiman yang telah dibangun Israel di Tepi Barat dan Jerusalem Timur, sebuah wilayah yang diambil Israel dalam perang Timur Tengah 1967, dianggap ilegal oleh sebagian besar negara.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...