Kesaksian Helio Neto: Mazmur 63 dan Kecelakaan Pesawat
KOLOMBIA, SATUHARAPAN.COM – Merasa mendapat kesempatan kedua dalam hidupnya, Helio Hermito Zampier Neto (31), salah satu orang yang selamat dari tragedi pesawat yang ditumpangi klub bola Chapecoense menyatakan kasih Allah tak pernah gagal walaupun dalam kondisi yang mencekam.
"Apakah Anda pernah merasa betapa bersyukurnya Anda atas keselamatan yang diberikan Tuhan? Saya percaya bahwa Tuhan memberi saya kesempatan untuk tetap hidup karena memang kasihNya tak pernah gagal,” ujar Helio, hari Selasa (24/1).
Dari kejadian itu, pria kelahiran Rio de Janeiro itu menyatakan semakin ingin selalu dekat dengan-Nya.
“Saya harus berbicara setiap hari kepada Allah, karena Ia melihat segala sesuatu dan memutuskan untuk memberikan lebih banyak kesempatan. Saya berharap untuk menjadi semakin dekat dengan Allah dalam melakukan pekerjaan saya di dunia,” katanya di tengah proses rehabilitasi dengan suara yang masih lemah.
Helio berharap keadaan fisiknya bisa segera pulih meski keadaannya begitu parah. "Saya ingin memulihkan fisik dan menjadi seperti sebelumnya meskipun ini agak sulit, karena saya mengalami luka yang serius,” ujar dia.
Ia masih mengingat betul bagaimana kejadian yang ia alami bersama-sama dengan korban kecelakaan pesawat lainnya. Ia merasa masih sangat sedih apabila teringat kembali.
“Kenangan datang dan pergi. Kesedihan saya adalah mengetahui bahwa saya tidak akan pernah melihat teman-teman saya lagi. Semua kenangan indah saya bersama mereka selalu ingin saya ingat dengan perasaan sukacita. Namun, saya lega mengetahui bahwa rekan tim saya sudah bersama-sama dengan Tuhan sekarang,” tuturnya.
Helio mengungkapkan dalam setiap kesaksiannya kepada para pemain cadangan bahwa klub adalah bentuk kerendahan hati, kerja, kejujuran, dan bagaimana memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, Helio selalu memberitahu mereka bahwa iman adalah hal pertama yang mereka harus bawa dalam kerja sama tim. Menurutnya, iman adalah satu-satunya cara untuk mencapai kemajuan dalam tim.
Ia pun mengungkapkan kerinduan yang mendalam pada timnya.
“Aku merindukan mereka semua. Mereka adalah orang-orang yang baik, karena selalu mendukung siapa pun yang sedang bermain. Semoga mereka beristirahat dalam damai,” katanya.
Helio sebelum kecelakaan melanda perjalanan timnya, mengaku tengah membaca bacaan Kitab Mazmur 63. Alkitabnya ditemukan di antara puing-puing pesawat lokasi kecelakaan. Ia adalah satu dari enam orang pemain dari klub sepak bola Brasil, Chapecoense, yang selamat dari kecelakaan Pesawat Lamia di Kolombia dengan nomor penerbangan 2933 pada tanggal 28 November.
Kecelakaan tragis itu menewaskan 71 dari 77 orang di dalamnya, termasuk 19 dari rekan tim. Diduga, pesawat jenis Avro RJ85 buatan Inggris itu jatuh akibat kekurangan bahan bakar dalam perjalanan menuju ke Medellin, di mana Klub Brasil Chapecoense bermain di final Copa Sudamericana.
Dia dan rekan setimnya Alan Ruschel, telah kembali ke Brasil untuk memulihkan diri. Menurut laporan, Helio akan menjalani operasi pada paru-paru, lutut, dan pergelangan tangannya. Ketika telah pulih, ia diberitahu oleh tim media bahwa bisa kembali bermain. (marca.com)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...