Keseimbangan Teknologi-Kesehatan Modal Penting Asuh Anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Psikolog bidang Perkembangan Anak Usia Dini Universitas Indonesia (UI), Yuni Widiastuti menyatakan keseimbangan orang tua dalam menggunakan teknologi dengan menjaga kesehatan adalah modal penting untuk mengasuh anak.
Hal tersebut disampaikan Yuni saat mengenalkan konsep masyarakat super pintar atau Super Smart Society 5.0 pada diskusi Kelas Orang Tua Hebat (kerabat) ke-11 yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) secara daring di Jakarta pada Selasa (14/11).
"Tujuan Super Smart Society 5.0 itu untuk mewujudkan masyarakat tetap berpusat pada manusia yang punya wellbeing (kesehatan) optimal, tetapi juga bisa berkontribusi dalam penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang mengintegrasikan teknologi dan ruang fisik, sehingga keduanya seimbang untuk menciptakan generasi yang hebat di masa mendatang," kata Yuni.
Pada diskusi tersebut Yuni melontarkan pertanyaan dalam bentuk survei yang diolah dengan kecerdasan buatan kepada 800 peserta tentang bagaimana keadaan orang tua pada masa sekarang.
Hasil jawaban dari survei singkat tersebut menunjukkan sebagian besar peserta merasa kondisi orang tua saat ini mengalami tantangan berat karena media sosial, dimana mereka merasa menemukan kebahagiaan saat bermain media sosial sehingga anak kurang mendapatkan perhatian secara maksimal.
"Jawabannya sebagian besar menyebutkan kalau lebih bahagia saat main TikTok, tidak mau direpotkan, sibuk dengan gawai, anak kurang bonding (terikat) dengan orang tua, baby blues (depresi pascapersalinan), tantangan berat karena media sosial," ujarnya.
Penggunaan media sosial yang dianggap masih menjadi tantangan tersebut, lanjut Yuni, membuktikan teknologi masih belum dapat berjalan selaras dengan kesehatan, sehingga pengasuhan kepada anak belum bisa maksimal.
"Kita sedang menuju Society 5.0 dimana yang paling utama yakni fokus pada sumber daya manusianya, lalu teknologi. Kedua hal ini yang harus sama-sama ditingkatkan, karena kalau kita berbicara soal manusia, berbicara juga soal wellbeing," tuturnya.
Ia mengemukakan anak-anak diharapkan akan menjadi manusia yang lebih humanis pada masa depan, sekaligus menguasai teknologi untuk bisa terus bersaing secara global.
"Kalau berbicara soal manusianya, kita tentu berharap pada masa depan anak-anak tumbuh menjadi sosok yang humanis. Sedangkan terkait teknologi, tentu kita akan bicara soal keterampilan di masa depan yang dibutuhkan oleh anak itu yang seperti apa, jadi dua-duanya harus seimbang," paparnya.
Untuk itu ia berpesan demi kesuksesan padamasa depan, mesti ada dua hal yang dikuatkan kepada anak-anak yakni senantiasa menjaga kesehatannya demi menjadi manusia yang bisa menggunakan semua teknologi yang ada untuk bertahan hidup.
"Orang tua perlu melatih wellbeing anak sejak dini, sekaligus memberi fasilitas kepada mereka agar bisa melatih keterampilan yang bermanfaat bagi masa depannya," ucap Yuni.
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...