Ketua Baru Dewan Pers, M Nuh: Tiga Peran Penting Media
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mohammad Nuh, Menteri Pendidikan Nasional 2009 – 2014, kini memimpin Dewan Pers Periode 2019-2022 menggantikan Yosep “Stanley” Adi Prasetyo.
Serah terima jabatan dari Yosep Adi Prasetyo kepada M Nuh dilakukan di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (21/5), sementara acara Pisah Sambut Anggota Dewan Pers Periode 2016-2019 dengan Periode 2019-2022, seperti dilansir kominfo.go.id, berlangsung di Hotel Sari Pasific, Jakarta, Rabu (12/6/2019).
Nuh, dalam sambutan dalam acara serah terima, seperti dilansir detik.com, menjelaskan soal tiga peran penting media. Selain mengedukasi masyarakat, media juga harus menyuguhkan informasi yang sesuai fakta. Kedua, melakukan pemberdayaan di masyarakat. Dari pemberdayaan itulah ada fungsi yang ketiga, pencerahan, karena media bisa memastikan mana yang salah dan benar.
Nuh mengatakan Dewan Pers ingin mendorong media memperkuat fungsi edukasi publik. Pasalnya, kata Nuh, ketika masyarakat sudah tercerahkan maka sensor diri secara otomatis akan terbentuk. “Ketika masyarakat semakin cerdas dan dewasa, mereka tahu berita yang tidak beres, dia sudah punya self-censorship,” kata Nuh seperti dilansir Antara.
Melalui Keputusan Presiden Nomor 33/M Tahun 2019, ditetapkan pemberhentian anggota Dewan Pers periode 2016-2019, sekaligus pengangkatan sembilan anggota Dewan Pers periode 2019-2022.
Nuh dipilih sebagai Ketua Dewan Pers mewakili unsur masyarakat. Delapan anggota lain Dewan pers 2019-2022 adalah dari unsur wartawan (Arif Zulkifli, Hendry Ch Bangun, dan Jamalul Insan), unsur perusahaan pers (Ahmad Djauhar, Agung Darmajaya, dan Asep Setiawan), serta unsur tokoh masyarakat (Agus Sudibyo, Hassanein Rais).
Prof Dr Ir KH Mohammad Nuh DEA, dilahirkan di Surabaya, 17 Juni 1959, adalah Menteri Pendidikan Nasional Indonesia periode 22 Oktober 2009 hingga 20 Oktober 2014. Sebelumnya ia menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika (2007–2009), dan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya periode tahun 2003–2006.
Turun dari jabatannya sebagai Menteri Pendidikan Nasional, ia kembali mengajar di Jurusan Teknik Elektro dan Teknik Biomedik, kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Editor : Sotyati
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...