Ketua BPK Penabur Jakarta Adri Lazuardi: Harapan Jadi Trendsetter Pembaruan
Badan Pendidikan Kristen (BPK) Penabur memasuki usia 67 tahun pada 19 Juli mendatang. Redaksi satuharapan.com berbincang-bincang dengan Ketua BPK Penabur Jakarta Adri Lazuardi pada penggal awal Juni lalu tentang tantangan yang dihadapi BPK Penabur Jakarta.
SATUHARAPAN.COM – Siapa meragukan prestasi keilmuan siswa Badan Pendidikan Kristen (BPK) Penabur Jakarta. Jika membuka situs web resminya, prestasi demi prestasi selama 2016 langsung bisa kita baca di berandanya.
Simak saja, Darren Darwis Tan dari SDK 6 Penabur meraih medali emas OSN Matematika, Hendrikus Hansen Witarsa dari SMPK 4 Penabur meraih medali emas OSN Matematika, dan Christopher Kevin Wijaya dari SMAK 5 Penabur meraih medali emas kompetisi kimia di Moscow, Rusia!
Semua prestasi demi prestasi keilmuan terekam dengan baik sejak tahun 1995, ketika Teguh Budimulia (SMAK 1 Penabur Jakarta) mengawali membawa pulang medali perak hasil perjuangannya di ajang Olimpiade Fisika Internasional.
Namun, seperti disampaikan Ketua BPK Penabur Jakarta Adri Lazuardi dalam perbincangan di kantor BPK Penabur di Tanjung Duren, Jakarta Barat, penggal awal Juni lalu, siswa-siswi BPK Penabur Jakarta juga unggul di bidang lain.
Di beranda itu juga dapat dibaca prestasi Jeremiah Nathanael dari TKK Penabur Gading Serpong yang berhasil menyabet gelar juara dua lomba kreativitas siswa TK – puzzle. Berikutnya, Chrissa Naia Putri dari SMAK Penabur Bintaro Jaya berhasil meraih medali emas di Festival Lomba Seni Siswa Nasional untuk desain poster.
Siswa BPK Penabur Jakarta bahkan menorehkan prestasi di tingkat nasional untuk olahraga otak catur dan olahraga renang. Dari buku Sejarah dan Perkembangan BPK Penabur 1950-2010, terekam prestasi Sean Winshand Cuhendi (SDK 6 Penabur Jakarta) di olahraga catur, meraih medali dalam ASEAN Primary School Sport Olympiad, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, hingga bertanding di Yunani.
Ganda campuran tenis meja SMAK 1 yang diwakili Isabella dan Marfin, meraih gelar juara pertama tingkat provinsi tenis meja yang diadakan Diknas Dikmenti.
Sejak 18 Januari 2010, BPK Penabur Jakarta mendapatkan kehormatan menjadi sekolah yang memelopori olahraga floorball di Indonesia, bahkan menjadi pusat pengembagan olahraga floorbaall untuk tingkat pelajar.
Maria Felicia Gunawan pun dari SMAK Penabur Gading Serpong pun mengangkat nama BPK Penabur ke tingkat nasional, ketika terpilih membawa baki bendera pusaka dalam upacara kenegaraan 17 Agustus di Istana pada 2015.
Dengan catatan prestasi seperti itu, Adri Lazuardi sekaligus menepis anggapan BPK Penabur, terutama Jakarta, yang terus melangkah ke depan dengan moto “Iman, Ilmu, dan Pelayanan”, hanya memfokuskan diri ke ilmu.
Pengembangan Seni dan Peduli Lingkungan
Pengembangan bakat siswa dalam bidang olahraga dan seni mendapat porsi seimbang. Bakat seni siswa dikembangkan melalui sanggar seni, seperti paduan suara, ensambel, drama, dan tari. Kegiatan tersebut bahkan dikoordinasikan sehingga hasil olah sanggar seni dapat dipertontonkan dalam acara pentas seni.
Di bidang seni, Penabur Children Chorus (PCC), Paduan Suara SMPK 7 Penabur Jakarta, sejak tahun 1992 mencatatkan diri sebagai paduan suara sekolah yang meraih banyak prestasi di tingkat nasional ataupun internasional. Di tingkat internasional, PCC meraih prestasi Silver Medal dan Golden Diploma pada 3rd Choir Olympics 2004 di Bremen, Jerman, kategori Youth Choir of Equal Voices dan Folklore with Instrumental Accompaniment.
Pencetak prestasi lain adalah Children Choir-Paduan Suara SDK Penabur Bintaro Jaya, Eleven Choir-Paduan Suara dari SDK 11, serta Smukiez Choir-Paduan Suara SMAK 1. Prestasi terbaru diraih Smukiez Choir, yang meraih medali emas di Vietnam International Choir Competition 2017.
Setiap tahun, seperti disampaikan Adri Lazuardi, BPK Penabur Jakarta melaksanakan lomba bahasa. Pada Tahun Bahasa tahun ini misalnya, murid-murid SMA membuat musikalisasi puisi Chairil Anwar. Mereka menciptakan musikalisasi dari puisi-puisi terkenal, “Bukan mencontek musik yang sudah ada, tetapi murni musik ciptaan baru,” Adri menjelaskan.
“Prestasi” di bidang pelayanan pun, sebetulnya tidak kalah dibandingkan prestasi keilmuan. BPK Penabur memiliki berbagai program yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat sekitar. Kepekaan tehadap lingkungan masyarakat sekitar sangat ditekankan di seluruh sekolah Penabur.
Tahun ini, contohnya, BPK Penabur Jakarta memberikan bantuan paket beras bagi Pasukan Pelangi di wilayah Jakarta Barat yang berjumlah 7.156 orang, pada 16 Juni lalu. Jumlah itu meliputi Pasukan Oranye (PPSU dan Lingkungan Hidup/Kebersihan), Pasukan Biru (PU Air), Pasukan Hijau (Kehutanan), Pasukan Kuning (Bina Marga), dan Pasukan Tanpa Warna (PHL).
Program lain, Sahabat Masa Depan, merupakan wujud kepekaan siswa terhadap sesamanya yang kurang beruntung dan hidup kekurangan. Wujud kegiatan itu berupa pelanggalangan dana swadaya dari siswa secara rutin, kemudian disumbangkan untuk membantu biaya pendidikan siswa-siswa sekolah lain di sekitar Jakarta dan di Jawa Tengah yang membutuhkan.
Sejak tahun 2005, BPK Penabur Jakarta memberikan bantuan dana untuk Program Satu Dalam Kasih, yakni program Lembaga Alkitab Indonesia untuk penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa daerah.
Dalam kegiatan SPIRIT, siswa-siswi SMP dan SMA Penabur berpartisipasi dalam penanaman pohon dan pelestarian lingkungan hidup di berbagai wilayah.
“Kami juga mengadakan pelayanan di Mentawai. Baru tahun ini lebih concern pada segi pendidikan, dalam bentuk melatih guru, karena nilai-nilai di sana rendah. Pada sisi lain, ada banyak talenta,” Adri menjelaskan.
Memelihara Keberagaman
Menghadapi tantangan yang muncul ke permukaan berkaitan dengan berbagai persoalan kebangsaan belakangan ini, Adri menegaskan, “Iman sebagai pembentukan karakter berdasarkan basis nilai-nilai kristiani, itu salah satu sisi yang akan kita kedepankan. Dalam nilai-nilai itu, toleransi adalah sesuatu yang mutlak. Keberagaman harus tetap dipelihara.”
Mengelola 80 sekolah di 27 kompleks di tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, menurut Adri, sebenarnya masing-masing sekolah memiliki keunikan, dan masing-masing punya keberagaman.
“Sekolah di (kompleks BPK Penabur Jakarta) Tanjung Duren tentu berbeda dengan di Muara Karang, Sunrise Garden, dalam hal keunikan. Itu cerminan keberagaman juga. Perbedaan itu kami kelola dalam kegiatan-kegiatan pramuka, jambore, SPIRIT, live in yang mengharuskan para siswa tinggal di rumah penduduk,” Adri menambahkan.
BPK Penabur menyelenggarakan kegiatan Pramuka dan Palang Merah Remaja (PMR) untuk membentuk kepribadian siswa yang tangguh, sportif, dan terampil. Melalui kegiatan di alam terbuka itu, siswa didorong untuk mengenal diri, mengenal sesamanya, serta belajar bekerja sama dalam sebuah tim.
Setiap tahun, diselenggarakan Jambore Pramuka Penggalang SMP Penabur dan Jumpa Bakti Gembira (Jumbara) PMR yang diikuti pula BPK Penabur setempat lain. Setiap tahun pula BPK Penabur Jakarta mengirim siswanya untuk mengikuti jambore internasional atau Asia Pasifik.
Di ajang itu mereka mengasah keterampilan, menanamkan nilai-nilai patriotisme, peduli lingkungan, dan saling menghormati antarumat beragama, suku bangsa, rela menolong, rajin, berani, setia, disiplin, bertanggung jawab, dan memiliki integritas. “Di situ mereka bertemu dengan sekolah-sekolah lain. Keberagaman sudah ada di Penabur,” kata Adri.
Dalam program Live In, para siswa tinggal di rumah penduduk. Kegiatan ini digelar untuk membangun karakter siswa-siswi melalui adaptasi kehidupan di desa, berbaur dengan warga desa. Para siswa membantu menjalani pekerjaan di desa.
Melalui berbagai programnya, Adri berharap BPK Penabur Jakarta lebih dikenal. Dengan memayungi 27.000 siswa di lingkungan BPK Penabur Jakarta, suatu jumlah yang tidak kecil, Adri menginginkan BPK Penabur dengan pendidikan karakter berbasis nilai-nilai kristiani (PKBN2K) sebagai way of life, menjadi trendsetter dalam pembaruan-pembaruan dalam hal mencetak generasi muda berkualitas.
“Harapan kami, menjadi yang terdepan dalam hal perubahan. Kalau menyimak saat ini, tema keragaman itu ‘sesuatu’. Keberagaman ini harus dijaga, dan persatuan harus lebih ditingkatkan,” ia menegaskan.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...