Ketua Komisi Eropa Yakin Inggris Tidak Keluar dari UE
BRUSSEL, SATUHARAPAN.COM – Kepala Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan dia yakin para pemimpin Uni Eropa (UE) akan mencapai perjanjian terkait reformasi untuk mempertahankan Inggris di blok itu dalam pertemuan krusial yang dimulai pada Kamis (18/02).
“Saya cukup yakin bahwa kami akan menyepakati perjanjian dalam pertemuan Dewan Eropa ini. Kami harus menyelesaikan sejumlah persoalan,” ujar Juncker dalam konferensi pers dengan Presiden Parlemen Eropa Martin Schulz.
“Dan saya yakin Inggris akan menjadi anggota aktif dan konstruktif di UE,” kata dia, dalam pernyataan berbahasa Inggris.
Terkait Jerman, Juncker mengatakan “ini belum selesai, namun akan dirampungkan pada hari ini,” menambahkan masih terdapat “masalah besar untuk dibicarakan.”
Sebelumnya pada pekan ini, Juncker dan Schulz menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron terkait tuntutan Inggris atas reformasi UE menjelang pertemuan penting 28 pemimpin UE selama dua hari.
Komisi Eropa, lembaga eksekutif berpengaruh UE, terlibat intens dalam mencari solusi legal untuk perjanjian Inggris sementara Parlemen Eropa perlu menyetujui secara resmi sejumlah bagian perjanjian.
“Kami memiliki banyak kepentingan dalam menjamin Inggris untuk tetap bertahan di UE, kami akan bekerja secara konstruktif untuk meyakinkan hal-hal yang disepakati akan dimasukkan menjadi undang-undang di UE,” ujar Schulz.
Sementara itu Perdana Menteri David Cameron, setibanya di KTT Brussel pada Kamis (18/02), memperingatkan bahwa ia akan menolak kesepakatan apa pun untuk mempertahankan Inggris di Uni Eropa jika pertemuan tersebut gagal memenuhi tuntutan negaranya.
“Saya akan berjuang untuk Inggris. Jika kami dapat mencapai kesepakatan yang baik saya akan menerima kesepakatan itu, tetapi saya tidak akan menerima kesepakatan yang tidak memenuhi apa yang kami butuhkan,” ujar Cameron kepada wartawan.
“Saya pikir jauh lebih penting untuk mengupayakan pencapaian ini dengan benar daripada melakukan hal apa pun secara terburu-buru, tetapi dengan niat baik dan usaha keras kami dapat mencapai kesepakatan lebih baik untuk Inggris,” katanya.
Cameron menuntut sejumlah reformasi yang nantinya dapat mengembalikan kewenangan London menjelang referendum Inggris pada isu apakah mereka akan meninggalkan Uni Eropa.
Namun, empat negara Eropa Timur menentang seruan Cameron untuk membatasi tunjangan kesejahteraan bagi imigran Uni Eropa yang bekerja di Inggris, sementara Prancis menentang perlindungan bagi negara-negara seperti Inggris, yang tidak menggunakan mata uang euro.(Ant/AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...