Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 07:24 WIB | Kamis, 19 November 2015

Ketum PBWI Harap Dukungan Kemenpora Untuk Wushu

Supandi Kusuma (kanan) dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat (kiri) beberapa saat setelah mengalungkan medali di Kejuaraan Dunia Wushu 2015, hari Rabu (18/11), di Jakarta. (Foto: Prasasta Widiadi).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Umum Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) Supandi Kusuma berharap Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melakukan upaya maksimal kepada cabang olahraga wushu, yakni dengan menggelar lebih banyak kejuaraan di Indonesia.

“Kami berharap pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga dapat memberikan perhatian lebih untuk cabang wushu dengan peningkatan prestasi Indonesia,” kata Supandi kepada para pewarta dalam konferensi pers pasca Kejuaraan Dunia Wushu 2015, di Istora Senayan, Jakarta, hari Rabu (18/11).

Supandi menginginkan banyak kejuaraan wushu dari berbagai tahap usia yang dimotori  pemerintah,  Supandi mengatakan demikian karena  bangga dengan pencapaian para pewushu Indonesia yang mencapai posisi runner-up di Kejuaraan Dunia Wushu 2015 di bawah Republik Rakyat Tiongkok.

“Saya mengharapkan atlet-atlet wushu Indonesia lebih meningkatkan prestasi karena wushu adalah seni beladiri,”  kata  Supandi.  

Supandi  mengapresiasi prestasi yang  dicapai para pewushu Indonesia baik nomor taolu (jurus) maupun nomor sanda (pertarungan). 

Supandi tidak main-main karena dia menginginkan para pelatih wushu di seluruh Indonesia mendapatkan pelatihan resmi atau berguru ke luar negeri. “Mungkin bisa ke Cina (Tiongkok, Red),” kata dia.

Sama halnya dengan pelatih, menurut Supandi, para pewushu Tanah Air harus siap setiap saat untuk diberangkatkan ke Tiongkok untuk berlatih apabila diperlukan.

“Atlet dan pelatih juga harus bekerja lebih keras. Pelatih juga harus mencatat kekuatan dan kekurangan atlet," kata Supandi.

RRT Menjuarai Kejuaraan Wushu Dunia 2015

Dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Wushu hari Rabu (18/11), Tiongkok mengumpulkan 14 medali emas, dan 1 perak tanpa perunggu. Indonesia yang berhasil menambah emas dari Yusuf Widianto menempati peringkat kedua dengan raihan  raihan  7 medali emas, 3 medali perak, dan 6 perunggu, diikuti peringkat ketiga Iran yang mencatat 6 medali emas, 3 medali perak dan 1 perunggu.

Sementara urutan keempat ditempati Hong Kong dengan 5 medali emas, 4 medali perak, dan dua perunggu.

Urutan kelima dihuni Rusia yang mencatat 4 medali emas, 4 perak, dan 3 perunggu.

Catatan Wikipedia menyebut sejak penyelenggaraan kali pertama kejuaraan ini di Beijing, tercatat Tiongkok meraup total perolehan medali terbanyak dengan 139, dengan perincian 131 medali emas, 7 perak, dan 1 perunggu.

Di urutan kedua Vietnam dengan total 107 medali, dengan perincian 29 medali emas, 39 medali perak, dan 37 medali perunggu.

Pada peringkat ketiga ditempati Iran yang mengumpulkan total 64 medali dengan perincian 29 medali emas, 16 medali perak, 19 medali perunggu, urutan keempat ditempati Hong Kong dengan total 95 medali dengan perincian 25 medali emas, 45 medali perak, 25 medali perunggu.

Pada peringkat kelima ditempati Rusia dengan total 71 medali, dengan perincian 24 medali emas, 22 medali perak, dan 25 medali perunggu.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home