Ketum PGI: Kita Masih Menghadapi Krisis Kebangsaan
TAHUNA, SATUHARAPAN.COM-Ketua Umum PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia), Pdt. Gomar Gultom menyoroti tantangan di Indonesia, yaitu krisis kebangsaan yang melanda negeri ini. Ini ini juga disorot dalam Sidang Raya XVII PGI di Waingapu, Nusa Tenggara Timur.
“Kita tentu sangat mengapresiasi capaian-capaian dari pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, baik pembangunan di bidang politik maupun ekonomi. Namun tidak dapat dipungkiri, masih banyaknya “PR” bangsa kita dalam menghadapi persoalan, seperti korupsi yang masih menggurita.”
Selain itu, disebutkan ada kekhawatiran akan pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), penegakan HAM yang belum beranjak jauh seperti masalah Papua, pelanggaran HAM berat di masa lalu, kebebasan beragama dan berkepercayaan (KBB), ketidakadilan terhadap kelompok masyarakat adat, serta belum finalnya Pancasila sebagai ideologi bangsa pada sebagian kelompok yang masih mencita-citakan ideologi alternatif, dan lain sebagainya.
Menurut dia, terhadap semua masalah ini, gereja harus juga melibatkan diri dalam meresponsnya. Dan, PGI dengan segala keterbatasan yang ada, telah berupaya mengadvokasi kasus-kasus tersebut, baik di lingkup lokal, regional hingga nasional.
“Untuk beberapa isu, MPH-PGI menyampaikannya secara langsung kepada Presiden, beberapa lainnya melalui surat terbuka dan ditujukan pada pihak-pihak terkait. Hal ini bukanlah baru di PGI. Masalah Papua dan penutupan gereja, misalnya, sudah berulangkali PGI sampaikan kepada Presiden, baik melalui surat maupun percakapan langsung, walau sejauh ini kita belum melihat respons yang memadai dari negara,” katanya.
Gereja Sahabat Alam
Dikatakan bahwa MPH PGI akan terus mengembangkan pelayanan terkait program yang dikenal sebagai “Gereja Sahabat Alam” (GSA). Hal itu diungkapkan Ketua Umum PGI, Pdt. Gomar Gultom dalam Laporan MPH-PGI yang disampaikan di hari kedua Sidang MPL-PGI 2022, di GMIST Imanuel, Tahuna, Sulawesi Utara, hari Sabtu (23/1).
Selain mengembangkan GSA, PGI juga mendorong dan memfasilitasi agar gereja-gereja agar semakin siap dan mampu mengorganisasi serta mempersiapkan diri mengefektifkan mitigasi dan pencegahan, respons darurat saat bencana dan rekonstruksi pasca-bencana.
Pandemi COVID-19 yang telah mendera kehidupan dunia sebegitu rupa, merupakan katup dari ecoside, akibat dari perilaku manusia. Serangan masif industri atas habitat ekologis, dalam rangka globalisasi produksi pangan dan pertanian seiring dengan domestifikasi hewan dan tanaman, telah melahirkan hama dan virus, akibat mutasi genetika, kata Gomar Gultom.
Menurut dia, pandemi ini mestinya semakin menyadarkan kita bahwa kekerasan manusia atas alam harus segera dihentikan.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...