Keuskupan Agung Kupang Siap Rayakan Malam Paskah
KUPANG, SATUHARAPAN.COM - Ribuan umat Katolik Keuskupan Agung Kupang Nusa Tenggara Timur siap merayakan malam Paskah dengan melakukan misa Sabtu Alleluya di Gereja-gereja dalam Paroki Santo Yoseph Pekerja Penfui Kota Kupang pada Sabtu malam.
"Dalam perayaan Sabtu Alleluya, umat dipersiapkan melakukan tirakatan malam Paskah untuk mempersiapkan hari kebangkitan Yesus Kristus yang jatuh pada Minggu (16/4)," kata Wakil Pastor Paroki Santu Yoseph Pekerja Penfui Kota Kupang, Pastor Yonas Kamlasi, Pr, di Kupang, hari Sabtu (15/4).
Menurut dia, malam Paskah atau Sabtu Alleluya merupakan puncak dari pekan suci Paskah yang dirayakan oleh umat Katolik di seluruh dunia.
Pekan suci ini katanya diawali dengan Minggu Palma, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Alleluya dan Minggu Paskah.
Pada Sabtu Alleluya, misteri Kristus akan dirayakan secara intensif dan dibagi dalam empat tahapan.
Pertama adalah upacara cahaya, kedua adalah upacara sabda, ketiga adalah upacara pembaharuan dan atau pembaptisan, dan keempat adalah upacara Ekaristi.
Perayaan malam Paskah diawali dengan upacara penyalaan lilin Paskah sebagai simbol kebangkitan Yesus Kristus yang menjadi terang dunia, lalu liturgi sabda, pembaptisan, dan Ekaristi.
"Orang yang sudah dibaptis diingatkan akan janjinya untuk menaati rambu-rambu, contohnya saja, setia kepada Allah, menjauhi perjudian, meninggalkan hal-hal tahayul, dan lain-lain yang berhubungan dengan dosa," katanya.
Dalam malam paskah ini nanti akan ada upacara pembabtisan bagi calon baptis dan disatukan dengan perayaan Kristus yang bangkit," kata dia.
"Perayaan Sabtu Aleluya yang berbeda dengan misa biasa, misalnya misa Sabtu Aleluya sebanyak lima bacaan. Sementara tata perayaan berikut adalah liturgi baptis di mana semua umat diperciki air baptis serta membaharui kembali janji baptis masing-masing serta liturgi ekaristi.
Saat perarakan lilin Paskah Imam mengangkat lilin sambil menyanyi "Terang Kristus," dan umat menjawab "Syukur kepada Allah". Hal itu diulangi sebanyak tiga kali hingga lilin Paskah disimpan di altar.
Saat perarakan itu, semua lampu dipadamkan dan baru dinyalakan setelah lilin Paskah ditempatkan di altar.
Ini menandakan Yesus bangkit dari kubur (bandingkan Injil Markus 16:1-7), yang intinya mengatakan saat Yesus bangkit dari kubur maka semua ramalan tentang Yesus tidak akan bangkit tidak berlaku atau jadi berantakan.
Ini diimani bahwa Yesus yang bangkit dari maut itu, telah membawa kemenangan atas maut. Penginjil Markus juga melukiskan peran perempuan atas berita kebangkitan Yesus. Perempuan itu sebagai saksi kebangkitan pertama.
"Harus diakui yang menjadi ujung tombak dalam mengungkap misteri kebangkitan Yesus adalah mereka-mereka yang lemah atau tidak kuat," katanya.
Bukti kasih Yesus kepada manusia, Ia rela disalibkan untuk demi menanggung dosa-dosa umat manusia, pada hari ketiga, Yesus menang atas maut dan Ia bangkit dari kematianNya.
Kebangkitan Yesus telah mengubah rupa manusia dari manusia lama (manusia berdosa) menjadi manusia yang baru (manusia tanpa dosa)," katanya.(Ant)
Editor : Melki Pangaribuan
Banjarmasin Gelar Festival Budaya Minangkabau
BANJARMASIN, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan memberikan dukungan p...