Kewarganegaraan Adalah Penghargaan Kemanusiaan
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Jenderal World Council of Churches (WCC) atau Dewan Gereja Dunia, Olav Fykse Tveit mengatakan masalah kewarganegaraan – yang merupakan sumber dasar identitas seseorang di setiap negara – tidak hanya sekadar masalah legalitas atau hukum, namun sesungguhnya kewarganegaraan adalah cerminan dari penghargaan terhadap eksistensi manusia.
Dia mengatakan demikian dalam dialog yang bertema "Islam And Christianity, The Great Convergence: Working Jointly Towards Equal Citizenship Rights" atau “Islam dan Kristen, Konvergensi Besar: Bekerja Sama Guna Mendapat Hak-hak Kewarganegaraan”, di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss, pada Rabu (15/3), dan diberitakan oikoumene.org, hari Kamis (16/3).
Dia memberi contoh WCC berkomitmen selama bertahun-tahun memperkuat hubungan Kristen-Muslim di seluruh dunia.
Tveit mencatat bahwa, Kristiani dan Muslim mewakili sekitar setengah populasi dunia. “Kami, di sini, tidak berbicara tentang hanya diri kita sendiri. Kita berbicara tentang kemanusiaan dalam banyak hal,” kata dia.
Tveit mengatakan bahwa masalah kewarganegaraan, tidak hanya politik atau prinsip hukum, tetapi juga merupakan prinsip yang mengekspresikan iman manusia yang terdapat dalam Tuhan.
Dia mempersoalkan penggunaan kata "minoritas", kata ini, dalam pandangan dia, akan menimbulkan pertanyaan kemampuan kolektif setiap orang dalam menerima orang yang berbeda bangsa.
“Kita harus berhati-hati bahwa kita jangan menggunakan kata itu sepanjang waktu tapi kita juga mengatakan masyarakat adalah mereka yang berada di sini.” (oikoumene.org)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Uji Coba Rudal Jarak Jauh Korea Utara Tanda Peningkatan Pote...
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Korea Utara menguji coba rudal balistik antar benua (ICBM) untuk pertama kali...