Khotbah Jumat: Ulama Iran Ajak Ulama Sunni Tolak Paham Pengkafiran Sesama Umat Islam
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Ulama Islam Syiah Iran mendesak pemimpin Islam Sunni untuk menolak hubungan takfiri dengan Islam. Takfiri merupakan paham yang mengkafirkan sesama umat Islam.
“Syiah dan ulama Sunni akan menyelamatkan prestise Islam jika mereka melakukannya," kata Ayatollah Seyyed Ahmad Khatami di depan ratusan jamaah shalat Jumat (3/1) di kampus pusat Universitas Teheran.
Dia menegaskan bahwa para teroris takfiri telah membuat banyak kejahatan di Suriah, Irak, Lebanon dan di tempat lain.
Khatami yang mengimami shalat Jumat dalam kotbahnya mengatakan bahwa dia menghargai upaya pemerintah Irak yang berupaya mencabut akar terorisme. Tindakan itu merupakan aksi berkelanjutan yang efektif dan satu-satunya cara untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di Irak.
Majelis Umum PBB melalui konsensus menyetujui Aksi "Dunia Melawan Kekerasan Ekstrimis" (World against Violent Extremism/WAVE), terhadap semua jenis terorisme, termasuk terorisme yang disponsori negara.
Iran mendesak Aksi WAVE supaya negara-negara anggotanya mengambil "langkah-langkah yang tepat untuk memperkuat perdamaian universal dan untuk mencapai kerjasama internasional dalam memecahkan masalah internasional seperti masalah ekonomi, sosial, budaya, atau kemanusiaan."
Hal ini juga mendorong "penghormatan terhadap hak azasi manusia dan kebebasan dasar bagi semua orang tanpa pembedaan apapun seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, paham politik atau lainnya, asal-usul kebangsaan atau sosial, kekayaan, kelahiran, atau status lainnya."
Iran juga meminta negara-negara anggota menahan diri "dari mengancam atau penggunaan kekerasan."
Israel mengajukan keberatan tentang hal itu.
AS Menikmati Ketidakstabilan di Dunia Islam
Khatami mengatakan bahwa seluruh teroris terkait dengan Washington, menambahkan bahwa ini bukan moto yang tidak memiliki dasar.
"Itu karena Amerika menikmati suasana tidak aman di dunia Islam dan Saudi, dengan bertindak sebagai agen mereka di wilayah tersebut," kata dia.
Ayatollah Seyyed Ahmad Khatami mengatakan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya siap menjadikan seluruh wilayah bergejolak dalam rangka mencapai tujuan setan mereka, tetapi karena kasih karunia Tuhan Yang Maha Esa mereka akan gagal dalam mencapai tujuan mereka.
Iran Perlu Ikut dalam Konferensi Jenewa II
Mengacu pada tekanan AS untuk mengecualikan Iran dari negara-negara yang diundang untuk Konferensi Jenewa II mendatang untuk perdamaian Suriah, Imam shalat Jumat itu mengatakan bahwa Republik Islam Iran benar-benar tidak tertarik berpartisipasi dalam konferensi.
"Dengan tidak adanya Iran, konferensi Jenewa akan diragukan," kata ulama terkemuka Iran ini.
"Apakah anda suka atau tidak, Iran adalah kekuatan besar di dunia Islam saat ini, dan kehadirannya di setiap pertemuan menyebabkan munculnya suara yang logis dan simpati dari rakyat, karena Iran tidak memiliki sistem penindasan global, yang dipimpin oleh AS," kata Ayatollah Seyyed Ahmad Khatami.
Menteri Luar Negeri Suriah Walid Al- Muallem pada tanggal 29 Desember sekali lagi menggarisbawahi dukungan dari negaranya untuk partisipasi Iran dalam konferensi Jenewa II.
"Ini tidak logis bahwa Iran tidak akan menghadiri konferensi Jenewa II," kata menteri luar negeri Suriah.
Konferensi Jenewa II untuk Suriah dijadwalkan pada 22 Januari di Jenewa, Swiss.
Presiden Hassan Rohani dan pejabat senior Iran selalu menyuarakan kesiapan Iran untuk menghadiri konferensi Jenewa II tanpa prasyarat apapun. (irna.ir)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...