Ki Tolod, Harapan bagi Penderita Kanker
SATUHARAPAN.COM - Tumbuhan bernama ki tolod ini meramaikan diskusi di media sosial belum lama ini, tepatnya diskusi grup usia paruh baya, yang gemar memburu berita tentang upaya hidup sehat. Tumbuhan liar ini dipromosikan berkhasiat untuk penyembuhan gangguan mata, bahkan kanker.
Ki tolod yang diperbincangkan itu memiliki nama ilmiah Isotoma longiflora, Presi, dan punya nama sinonim Laurentia longiflora (Linn), Peterm, dari Familia Campanulaceae. Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) – Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, seperti ditulis Rina Maryani dan Adam Hermawan dalam situs web, memasukkan tumbuhan ini dalam Ensiklopedia Tanaman Antikanker.
Tanaman yang berasal dari Hindia Barat dan kemudian menyebar ke daratan Amerika dan Oseania ini di Indonesia tumbuh liar di pinggir saluran air atau sungai, pematang sawah, sekitar pagar, dan tempat-tempat lain yang lembab dan terbuka. Ki tolod dapat ditemukan di dataran rendah sampai 1.100 meter di atas permukaan air laut.
Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 60 cm, dan bercabang dari pangkalnya. Ki tolod bergetah putih, yang tajam rasanya dan mengandung racun. Daun tunggal, berbentuk lanset, berujung runcing, dengan tepi melekuk ke dalam dan bergigi.
Bunganya tegak, tunggal, keluar dari ketiak daun, bertangkai panjang. Mahkota berbentuk bintang berwarna putih. Tak mengherankan ada yang menyebutnya star of bethlehem. Buahnya berupa buah kotak berbentuk lonceng, merunduk, merekah menjadi dua ruang, berbiji banyak.
Perbanyakan tumbuhan dini dengan biji, stek batang, atau anakan.
Wikipedia menyebutkan di wilayah Sunda, ki tolod juga disebut daun tolod. Sementara itu, di Jawa tumbuhan ini disebut kendali atau sangkobak.
Walaupun beracun, tumbuhan ini memiliki sifat antiradang. Sebuah penelitian pada 2005, dikutip dari CCRC Fakultas Farmasi UGM, menyebutkan tumbuhan ini mengandung senyawa alkaloid yaitu lobelin, lobelamin, isotomin. Sebagaimana senyawa golongan alkaloid lain, kandungan alkaloid pada Isotoma longiflora, dari seluruh bagian tumbuhannya, diduga mampu digunakan sebagai antikanker.
Daun ki tolod disebutkan berkhasiat untuk obat sakit gigi, obat asma, bronkhitis, radang tenggorok, hingga obat luka.
Bunganya, disebutkan berkhasiat sebagai obat tetes mata. Tri Wahyuning Anggarini (59), pensiunan perusahaan perkebunan di Bandarlampung, mengaku memanfaatkan bunga ki tolod untuk obat tetes mata. “Perih sebentar, tetapi sesudah itu mata terasa terang, segar,” kata Tri, yang mengaku menanam ki tolod di halaman rumahnya.
Editor : Sotyati
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...