Loading...
PARENTING
Penulis: Melki 06:52 WIB | Kamis, 26 Desember 2024

Kiat Ajarkan Anak Matematika ala Tasya Kamila

Artis Tasya Kamila. (HO-Putera Sampoerna Foundation)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Artis Tasya Kamila membagikan kiat mengajarkan matematika kepada anak sejak usia dini, termasuk di antaranya menyesuaikan pembelajaran dengan tahapan perkembangan anak dan memberikan stimulasi yang tepat kepada anak.

"Ketika mengajarkan matematika, saya memulai dengan konsep dasar seperti membedakan mana yang lebih banyak, lebih sedikit, lebih besar, atau lebih kecil," kata Tasya sebagaimana dikutip dalam siaran pers Putera Sampoerna Foundation di Jakarta, Rabu (25/12).

Ketika anak sudah mulai bisa berbicara, ia menjelaskan, anak dapat mulai diajari berhitung mulai dari 1 hingga 20 dan kemudian secara bertahap ditingkatkan sampai 100.

Menurut dia, pengenalan simbol angka satu sampai 10 serta penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari juga bisa dilakukan sejak dini.

Tasya mulai melatih fungsi motorik halus anaknya pada usia 3,5 tahun, antara lain dengan mengajari anak menulis.

Artis yang semasa kecil memopulerkan lagu "Aku Anak Gembala" itu mengatakan, latihan semacam itu bisa membantu ketika anak mulai belajar membaca, menulis, dan berhitung.

Tasya berusaha menyesuaikan pembelajaran dengan kesukaan sang anak agar kegiatan belajar dirasa menyenangkan.

Karena anaknya suka kipas angin, ia menggunakan kipas angin sebagai alat pendukung untuk mengajarkan konsep matematika sederhana kepada sang anak.

"Ketika jumlahnya lebih dari 20 dan tidak bisa dihitung dengan jari, saya ajarkan konsep mendata dengan membuat daftar. Hal ini juga melatih keterampilan problem solving-nya, misalnya ketika kipas tidak menyala atau berputar lambat, dia belajar mencari tahu penyebabnya," ia menjelaskan.

Dia mengemukakan bahwa anak-anak bisa belajar dari hal-hal yang mereka sukai dan orang tua dapat memberikan stimulasi agar anak bisa belajar dengan senang.

Menurut dia, peran orang tua dalam memberikan stimulasi yang tepat sangat penting dalam upaya mempersiapkan anak sebelum mengikuti pendidikan formal di sekolah.

"Kegiatan sehari-hari bisa menjadi momen belajar yang berarti, terutama jika didukung oleh kehadiran dan perhatian kita sebagai orang tua. Ini menjadi dasar yang penting sebelum anak-anak memasuki pendidikan formal di sekolah, di mana mereka akan mulai bersaing dalam dunia akademis," kata Tasya.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home