Kiat Berbisnis Start-up untuk Para Wirausaha Pemula
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tiga pembicara yang sukses dalam bisnis wirausaha berbasis teknologi (start up), yakni CEO Jojonomic.com, Indrasto Budisantoso, Vice President Go-Jek, Dayu Dara Permata, dan CEO Harukaedu, Novistiar Rustandi, mengungkapkan tips dan saran kepada para wirausaha pemula untuk memulai bisnis start up di Indonesia.
Mereka menyampaikan pengalamannya sebagai pakar wirausaha yang tengah membangun dan mengelola bisnis yang berbasis teknologi (start up) di hadapan para mahasiswa, komunitas, dan entrepreneur start up dalam talk show bertajuk “Bootstrap Traction for Startup” di Menara BCA, Jakarta, hari Selasa (1/3) malam.
CEO Jojonomic.com, Indrasto Budisantoso, mengatakan untuk memulai bisnis start up seorang pemula tidak perlu takut gagal. Menurut dia, gagal itu baik karena kegagalan pasti akan terjadi pada pemula.
Indrasto yang menggeluti layanan reimbursment secara digital itu, mengungkapkan bahwa berbisnis start up harus fokus pada satu metrik perusahaan. Dia mengajak supaya pebisnis start up fokus pada prioritas utama yang dapat menggerakkan angka metrik perusahaan yang dibangun.
“Fokus pada satu metrik (ukuran kinerja) perusahaan. Bisa memprioritasikan mana yang utama untuk dilakukan dan dapat menggerakkan angka metrik kita,” kata Asto panggilan akrabnya.
Lebih lanjut, dia mengaku, dalam menciptakan produk start up yang penting itu dapat menyentuh perasaan dan mencapai tujuan yang diharapkan. Selain itu, mencintai pelanggan dan mengharapkan mereka mencintai produk layanan yang dijalankan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.
“Kita lihat Google dan Apple yang bukan hanya produk teknologi, tetapi ada emotion yang lebih dari sekadar produk,” Asto mencontohkan.
Tidak Konvensional
Sementara itu, Vice President Go-Jek, Dayu Dara Permata, mengatakan ada dua hal yang menjadikan start up menjadi start up sesungguhnya. “Pertama, perusahaan memiliki model bisnis yang tidak konvensional. Yang kedua, karakteristiknya tidak biasa,” sebutnya.
Menurut dia, memiliki model bisnis yang tidak seperti pada umumnya membuat nilai lebih kepada para pelanggan atau konsumen yang diharapkan. Karena, kata dia, model konvensional tidak dapat menyaingi start up.
“Ada limit yang tidak bisa membatasi. Sebagus apapun produk yang tetap menggunakan model konvensional tidak bisa menyaingi start up,” kata Dara yang bergabung dengan Go-Jek pada tahun 2015.
Dara yang membidangi jasa non transportasi di Go-Jek itu mengungkapkan empat kunci sukses dari berbisnis start up. Pertama, memecahkan masalah nyata. Kedua, meluncurkan produk yang layak minimum (minimum viable product/MVP).
“Membuat produk dari prototype yang ada dengan menggunakan website yang dimulai dari yang sederhana seperti WordPress, misalnya.”
Ketiga, berinteraksi dengan pelanggan. Dan, Keempat, meningkatkan kepuasaan pelanggan dengan membuat target minimal 10 persen dari yang diharapkan.
“Fokus pada pembuatan sejumlah kecil pelanggan dan memuaskan pelanggan minimal 10 persen dari 100 orang dan melipatgandakan per tahun,” contohnya.
Siap Kerja Keras
Selanjutnya, CEO HaruKaedu, Novistiar Rustandi, mengungkapkan tiga hal penting dalam berbisnis start up, “Yang pertama modal kita adalah diri sendiri, niat, kemauan, dan siap-siap untuk kerja keras,” katanya.
“Yang kedua, problem yang mau (solve) dipecahkan apa. Harus jelas. Jangan sampai seperti yang saya alami sebelumnya, yang ide awalnya apa tapi keluarnya kemudiannya lain,” kata pendiri layanan kuliah online itu.
“Dan yang ketiga network. Ketiga itu sudah pasti modal untuk menjadi sukses,” sebutnya.
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...