Kisah Lain dari Ibadah Haji 2016
MEKAH, SATUHARAPAN.COM - Ada beberapa peristiwa menarik di antara jemaah haji tahun 2016 ini, termasuk korban kekejaman Boko haram, dan jemaah dari Suriah. Dan salah satu jemaah dilaporkan melahirkan di rumah sakit darurat di Mina, dan anak perempuan yang dilahirkan diberi nama Mina.
Menurut laporan Departemen Kesehatan Arab Saudi, hari Senin (12/9), perempuan itu melahirkan melalui operasi sesar. Dia berasal dari Afganistan, dan disebutkan baik bayi dan ibunya dalam keadaan sehat, menurut surat kabar setempat Al-Youm.
Korban Boko Haram
Seorang jemaah haji dari Nigeria, adalah korban dari kekejaman kelompok teroris Boko Haram, dan dia terharu hingga menangis ketika bisa melihat untuk pertama Jabal Al-Rahma. Dia mengingat istri dan anak-anaknya yang dibunuh oleh militan Boko Haram.
Muhammad Nafee menempuh ribuan kilometer dari Nigeria untuk ibadah haji, dan mencari perlindungan dari kekejaman Boko Haram. Kelompok yang dinyatakan sebagai teroris oleh PBB dan berbagai negara itu telah memotong kakinya, menyiksanya dan menembak istri dan anak-anaknya tanpa alasan yang jelas.
"Saya penuh kesedihan karena keluarga saya dibunuh sia-sia. Saya punya mimpi buruk setiap malam dan hidup pahit setelah keluarga saya dibunuh,’’ katanya seperti dikutip Saudi Gazette.
"Istri dan anak-anak adalah hal terbaik dalam hidup saya, dan karena terorisme mereka tidak di sini bersama saya hari ini.’’
Dia mengatakan pengalaman spiritual dalam ibadah haji memberinya kedamaian dan melupakan sejenak penderitakan akibat siksaan oleh Boko haram. Dia berdidi memandang Jabal Ar-Rahma dengan ditopang oleh tongkat penyangga tubuhnya.
Jemaah dari Suriah
Di antara hampir dua juta jemaah haji tahun ini, adalah mereka dari Suriah yang negaramnya dilanda perang saudara berdarah lebih dari lima tahun.
Meskipun pemerintah Bashar Al-Assad tidak memberikan izin untuk ibadah haji, komite yang dibentuk kelompok pemberontak yang berbasis di Turki memfasilitasi mereka untuk berhaji. Mereka telah melakukannya dalam empat tahun terakhir.
Di antara jemaa itu adalah Fatima, 38 tahun, yang tidak mau disebutkan nama keluarganya. Kepada Saudi Gazette dia mengatakan berasal dari kawasan Baba Amr di pusat kota Homs, salah satu basis pemberontak. Dia mengungsi karena pasukan pemerintah menyerang rumahnya.
Dia masih takut dikenali, dan mengatakan meninggalkan Suriah "karena pembunuhan dan teror." Dia selama tiga tahun menetap di Qatar. Dia dan suaminya telah menemukan pekerjaan sebagai guru. dan dua anak-anak mereka juga kembali bersekolah.
Fatima mengatakan bahwa dia mendedikasikan doa dan ibadah hajinya untuk Suriah, negara yang akibat perang telah membuat sekitar 290.000 orang tewas. "Di atas semua, untuk Suriah". Dan dia juga mengatakan, "Doa-doa kami untuk keluarga kami dan berharap Tuhan membantu mereka," katanya.
Menurut AFP, tahun ini oposisi Suriah mencatat 12.850 orang Suriah yang berangkat ibadah haji, seperti dikatakan juru bicara Komite Haji Suriah, Abdel Rahman Al-Nahlawi.
Dia mengatakan komite mengirimkan semua warga Suriah berhaji, terlepas dari pandangan politik, asalkan mereka memiliki paspor. Namun pihak Damaskus tidak mengakui panitia ini, dan menuduh bertindak diskriminatif terhadap calon jemaah haji dari daerah yang dikuasai pemerintah.
"Kami di sini beribadah haji sebagai orang Suriah,’’ kata Abdullah Abu Zeid, yang terpaksa berhenti dari kuliah bisnis karena perang. Dia dari Anadan, kota yang dikuasai pemberontak di wilayah utara Aleppo yang menjadi medan pertempuran.
Mohammed Limam, 26 tahun, juga jemaah dari Suriah. Dia mahasiswa sastra Arab, tapi hanya setahun belajar karena perang. Dia mengaku berjuang bersama pemberontak, dan tidak pernah meninggalkan Suriah. Sepulang ibadah haji dia akan kembali berjuang.
Editor : Sabar Subekti
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...