Klinik di Liberia Dijarah, Ebola Dikhawatirkan Meluas
MONROVIA, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah warga menjarah pusat karantina penderita Ebola di Monrovia, ibu kota Liberia, dan mengambil barang-barang termasuk seprei dan tempat tidur.
Pejabat-pejabat Liberia khawatir, Ebola akan segera meluas ke daerah-daerah kumuh di ibu kota Monrovia, setelah warga menjarah sebuah pusat karantina bagi mereka yang diduga mengidap Ebola, dan mengambil barang-barang, termasuk seprei dan tempat tidur yang bernoda darah. Ebola menular lewat cairan tubuh, termasuk darah, muntah, ludah, keringat, dan kotoran pasien.
Pembantu Menteri Kesehatan Liberia Tolbert Nyenswah mengatakan, aksi kekerasan di daerah kumuh West Point di Monrovia, pada Sabtu (16/8) malam itu, dipicu oleh warga yang marah karena ada pasien berasal dari beberapa daerah lain di Monrovia.
Ada sekitar 30 pasien di pusat karantina itu, dan sebagian pasien kabur saat penjarahan terjadi. Nyenswah mengatakan, pasien-pasien itu akan dikirim ke pusat penanggulangan Ebola di rumah sakit umum Monrovia.
Seorang pejabat senior polisi khawatir seluruh West Point akan tertular virus mematikan itu.
Insiden itu menjadi tantangan baru bagi petugas-petugas kesehatan Liberia yang berjuang menangani penularan wabah itu.
Polisi Liberia, pada Minggu (17/8), berhasil memulihkan ketertiban di West Point, yang berpenduduk 50 ribu jiwa itu. Presiden Ellen Johnson Sirleaf ikut memberi imbauan kepada warga Liberia.
WHO mengatakan, Ebola telah menewaskan 1.145 orang di negara-negara Afrika Barat, teramasuk 413 di Liberia. Sejumlah negara lain di kawasan Afrika telah berupaya keras mengatasi penyebaran wabah itu lewat pembatasan perjalanan, penundaan perjalanan dengan pesawat terbang, karantina, dan beragam seruan kesehatan.
Nigeria, tampaknya mulai membuat kemajuan untuk mengatasi wabah itu. Nigeria memastikan adanya 12 kasus Ebola, yang semuanya merupakan akibat kontak langsung dengan seorang laki-laki dwi-kewarganegaraan Amerika-Liberia yang terbang ke Nigeria dalam kondisi sakit. Ia menularkan Ebola pada beberapa petugas kesehatan sebelum akhirnya meninggal. Sejak kasus itu, tiga orang tewas akibat Ebola di Nigeria.
Sejumlah maskapai penerbangan, seperti British Airways, Emirates Airlines, Arik Air, Kenya Airways, Korean Air, dan ASKY Airlines, telah menangguhkan penerbangan ke Sierra Leone, Guinea, dan Liberia. Korean Air bahkan mengeluarkan penangguhan penerbangan ke Kenya, meski tidak ada satu kasus Ebola pun di negara itu. (voaindonesia.com)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...