KMP Sebuku Layani Lintas Merak-Bakauheni
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Perhubungan EE Mangindaan meresmikan peluncuran KMP (Kapal Motor Penyeberangan) Sebuku untuk meningkatkan layanan jasa penyeberangan Merak-Bakauheni di Selat Sunda.
KMP Sebuku, kapal bertipe ro-ro (roll on - roll off) berbobot 5000 GT itu, merupakan satu dari tiga unit kapal penyeberangan yang dibangun dengan pembiayaan dari APBN melalui DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun Anggaran 2012, 2013, dan 2014. Ketiga kapal tersebut dibangun di tiga galangan kapal.
KMP Sebuku, yang dibangun PT Mariana Bahagia, dan diluncurkan pada 18 Agustus lalu, merupakan kapal kedua. Sebelumnya, KMP Legundi, yang dibangun di galangan PT Dumas Tanjung Perak Shipyard di Surabaya, diluncurkan pada 12 Agustus 2014. Sementara itu kapal ke-3, KMP Batu Mandi, yang dibangun di PT Daya Radar Utama di Bandar Lampung, direncanakan diluncurkan pada pertengahan September 2014.
Setelah peresmian, tiga kapal tersebut akan diserahterimakan dari perusahaan pembuat kepada Kementerian Perhubungan pada 15 Desember 2014 sesuai isi kontrak, dan selanjutnya dioperasikan untuk melayani transportasi penumpang dan kendaraan dari Bakauheni – Merak dan sebaliknya.
KMP Sebuku, dengan panjang keseluruhan 109,40 m, lebar (moulded) 19,60 m, dan tinggi 5,60 m, memiliki kecepatan 15 – 17 knot. KMP Sebuku memiliki tempat duduk penumpang Kelas VIP 18 orang, penumpang dek terbuka 232 orang, penumpang dek kursi baring 324 orang, penumpang kelas kursi sofa 140 orang, dan penumpang dek kafetaria 98 orang.
Kapal ini juga mampu membawa kendaraan berat jenis trailer 40 feet sebanyak 26 unit, tronton 10 roda 2 unit, truk medium 37 unit, dan kendaraan sedan 77 unit.
Sementara itu sebagian komponen kapal ini merupakan produksi dalam negeri.
Kapal penyeberangan ini merupakan kapal terbesar yang pernah dibangun oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Desain kapal dilaksanakan melalui kegiatan Studi Desain Prototipe pada Satuan Kerja Direktorat LLASDP Tahun Anggaran 2008.
Hasil desain itu sendiri telah mendapat persetujuan dari BKI dan Ditkappel. Desain juga telah didukung dengan pengujian model pada Laboratorium Hidrodinamika Indonesia (LHI) di Surabaya. Satu hal yang membanggakan adalah bahwa kapal ini sejak proses desain, pengujian model, sampai pembangunan fisik kapal itu sendiri dilakukan di dalam negeri dan dilaksanakan oleh para engineer Indonesia.
Dalam proses pembangunan, telah diupayakan untuk menggunakan komponen yang diproduksi di dalam negeri guna meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), namun sebagian besar masih merupakan komponen impor. Pelat yang merupakan komponen utama konstruksi sebagian menggunakan produksi dalam negeri, namun karena tuntutan pemenuhan spesifikasi teknis maka sebagian pelat dan terutama profil konstruksi seperti holland profile masih diimport karena belum diproduksi di dalam negeri.
Senada dengan Menhub, Dirjen Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso juga mengharapkan pembangunan kapal ini dapat selesai tepat waktu dan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan tanpa mengabaikan faktor KeselamtanKerja. (dephub.go.id)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...