Kol Banda Berpotensi Menangkal Gas Polutan
SATUHARAPAN.COM – Kol banda (Pisonia alba, Spanoghe, suku Nyctaginaceae), adalah tanaman hias populer sejak awal abad ke-20. Tumbuhan berbentuk pohon ini mudah dikenali karena daunnya yang lebar berwarna hijau pucat kekuningan sampai putih. Asalnya diduga dari Kepulauan Maluku, namun sekarang dikenal di berbagai penjuru Kepulauan Nusantara.
Tumbuhan ini tumbuh dengan baik di hutan, tepi pantai, dan tempat-tempat terbuka lain, seperti di pekarangan rumah sebagai tanaman pagar, di taman-taman sebagai tanaman hias, atau tumbuh liar. Tumbuhan ini dapat ditemukan dari 1-300 m di atas permukaan air laut.
Selain sebagai tanaman hias, daun mudanya juga dapat dijadikan lalap dengan berbau lemah tidak khas dan memiliki rasa tawar. Selain sebagai lalap mentah, atau direbus, daunnya juga dapat dimanfaatkan sebagai pembungkus buntil. Daunnya juga dikatakan berkhasiat obat.
Sebagian besar masyarakat belum mengetahui manfaat daun kol banda sebagai obat, meskipun sudah banyak dimanfaatkan sebagai pelengkap olahan pangan. Daun kol banda dikutip dari uajy.ac.id, memiliki efek farmakologis dan salah satunya yaitu sebagai antibakteri.
Selain memiliki efek farmakologis, tanaman kol banda juga memiliki fungsi sebagai sebagai elemen dalam jalur hijau jalanan kota. Berdasarkan penelitian Institut Pertanian Bogor, dan Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Atom Nasional (Batan), Jakarta, tanaman kol banda menjadi salah satu dari 12 tanaman yang berpotensi dalam menyerap gas nitrous oxide system (NOS) atau gas polutan kendaraan, bersama jati putih, jati super, asam jawa, akalipa merah, dadap kuning, saga, mahoni, gayam, cemara angin, palaquium dan tusam.
Kol banda termasuk memiliki kemampuan yang baik dalam menyerap gas NOS di jalur hijau, guna mengurangi polutan kendaraan bermotor. Sebagaimana diketahui, gas NOS sangat membahayakan kesehatan, terutama menyebabkan sakit paru.
Pemerian Botani Tanaman Kol Banda
Kol banda, dikutip dari uajy.ac.id, merupakan tumbuhan perdu atau pohon kecil tahunan dengan tinggi mencapai 5-7 meter. Asalnya disebutkan dari Asia dan Papua. Tumbuhan ini tersebar di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai daerah pegunungan yaitu 5-1.000 meter di atas permukaan laut.
Kol banda tumbuh di lahan terbuka dengan sinar matahari penuh sepanjang hari dan media tanah yang memiliki cukup kandungan air. Tanaman kol banda memiliki batang bulat berkayu dan bercabang.
Daun kol banda merupakan daun tunggal yang berbentuk bulat telur, bertangkai, dan memiliki pangkal membulat, ujung meruncing, dan tepi rata. Pertulangan daun berwarna kuning muda atau kuning bercak hijau ini menyirip.
Kol banda tumbuh merumpun seperti pohon. Sistem perakarannya tunggang dan bunga majemuk menggarpu berbentuk tabung yang berwarna putih.
Tanaman kol banda dikutip dari plants.swtexture.com, dikenal dengan berbagai macam nama lokal. Tanaman yang memiliki nama Latin Pisonia alba ini di Inggris dikenal dengan nama cabbage tree dan lettuce tree. Di Hawaii, disebut papala kepau, lachaikottei, lettuce tree, sule sappu, maluko.
Kol banda menurut Suhono dan Tim LIPI, 2010, merupakan nama lokal untuk wilayah Melayu. Tumbuhan ini juga dikenal dengan nama kol bandang di wilayah Sunda dan Jawa, serta buring dan kayu bulan atau kayu wulan untuk wilayah Minahasa.
Di Pulau Rote tumbuhan ini disebut safe. Nama lainnya, hale (Flores), motong di Pulau Solor, sayur bulan di Timor, aifuiro di Seram, talang di Banda, hate bula di Halmahera, hate bulan di Ternate, dan kendu di Bufor dan Papua.
Manfaat Herbal Daun Kol Banda
Pemanfaatan tanaman kol banda sebagai tanaman obat berkaitan dengan adanya kandungan kimia dalam bagian tanaman tersebut. Tanaman ini, dikutip dari uajy.ac.id, mengandung senyawa fenolik dan flavonoid secara keseluruhan.
Akar dan daun kol banda mengandung senyawa saponin, flavonoid, dan polifenol . Selain itu, daun kol banda juga mengandung senyawa alkaloid, tanin, dan steroid.
Adanya senyawa-senyawa tersebut menyebabkan daun kol banda bermanfaat sebagai obat sesak napas, dan sakit kuning
Daun kol banda juga digunakan sebagai antioksidan, analgesik, antiinflamasi, antikarsinogenik, antirematik, diuretik, dan antidiabetik.
Ancilla Christina Hardjana, dari Fakultas Tekbiologi Prodi Biologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dalam menempuh ujian sktripsi sarjana, meneliti aktivitas antibakteri ekstrak daun kol banda terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus dengan variasi pengekstrak.
Daun kol banda, mengandung metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, steroid, glikosida, minyak atsiri, dan senyawa aktif lainnya sehingga memiliki efek farmakologis dan salah satunya yaitu sebagai antibakteri. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun kol banda, mampu menghambat pertumbuhan terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus .
Penelitian Matheos Heryanto dari Fakultas Farmasi Universitas Sam Ratulangi Manado, menyimpulkan kol banda terbukti memiliki potensi untuk menyembuhkan penyakit karena aktivitas antioksidan yang tinggi pada tumbuhan tersebut.
Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti Departemen Biologi Tanaman dan Bioteknologi Tanaman Queens Mary's College Chennai India, telah membuktikan aktivitas antioksidan dan kandungan fenolik daun kol banda yang maksimum.
C Vishnupriya dan Fauzia Ahmed dari Departemen Penelitian Zoologi, Justice Basheer Ahmed Sayeed College for Women (J.B.A.S College) Chennai Tamilnadu, India, juga meneliti potensi tanaman Pisonia alba.
Pisonia alba banyak digunakan secara tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit, dan biasa dikenal dengan sebutan Leechikottaikerai di tamil. Daun Pisonia alba digunakan sebagai antiinflamasi, antidiuretik, dan antijamur.
Terbukti dari analisis fitokimia, ekstrak daun Pisonia alba mengungkapkan adanya tanin, saponin, quinines, flavanoid, asam fenolik, terpenoid, kumarin, steroid dan betasianin. Hasil penelitian mereka menunjukkan ekstrak etanol Pisonia alba memiliki aktivita antimikroba yang kuat terutama melawan bakteri Bacillus cereus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, Pseudomonas aureginosa, dan Staphylococcus aureus.
Editor : Sotyati
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...