Koleksi Museum LAI, Alkitab Berbagai Bahasa Daerah
SATUHARAPAN.COM – Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) tidak hanya mengeluarkan produk berupa Alkitab berbahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, namun juga bahasa daerah yang menjadi ciri khas Indonesia yang memiliki banyak kebudayaan.
LAI melakukan proyek penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa daerah untuk menambah dan memperkuat keimanan umat kristiani di Indonesia yang terdiri atas berbagai budaya dan bahasa daerah yang berbeda-beda.
Bagi pengunjung yang baru kali pertama masuk Museum LAI di lantai dua Gedung LAI di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat di bagian pintu keluar ruang koleksi utama, pengunjung akan melihat lebih kurang empat vitrin berbeda yang menyimpan total lebih kurang 50 sampel koleksi Alkitab edisi bahasa daerah yang berbeda.
Setiap vitrin berisi lebih kurang empat hingga enam Alkitab berbahasa daerah yang telah dicetak LAI selama bertahun-tahun. Pengunjung tertolong dengan keterangan yang terletak lima sentimeter di hadapan Alkitab yang menerangkan daerah tempat bahasa Alkitab tersebut dicetak.
Dua Sampel Alkitab Bahasa Daerah
Dari 50 sampel koleksi Alkitab berbahasa daerah tersebut, satuharapan.com mencoba mendskripsikan dua contoh eksemplar Alkitab yang memiliki ketebalan serupa dengan kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) itu.
Alkitab yang pertama adalah Alkitab berbahasa Tabaru, Maluku. Pada bagian sampul Alkitab itu bergambar motif kain tradisional dan di bagian depannya bertuliskan “O Buku Itebi-tebini”.
Sampul Alkitab tersebut terdiri atas tiga corak yang berbeda namun terletak dalam posisi yang berjauhan satu sama lain. Di bagian bawah sampul Alkitab terdapat corak yang bermotif seperti garis-garis yang menyusun batu bata yang berkelok-kelok.
Lapisan yang kedua terletak di bagian atasnya bercorak bergelombang dengan warna dasar putih, sementara corak gelombang tersebut digambarkan dengan warna hitam, di sebelah gelombang tersebut terdapat garis-garis dengan ketebalan yang lebih tipis dari corak gelombang tersebut.
Contoh Alkitab kedua yang coba disajikan satuharapan.com, adalah Alkitab Bahasa Dawan yang di bagian mukanya berjudul “Beno alekot, Sulat Knino”. Setelah ditelisik di Wikipedia, maka kalimat tersebut merupakan ungkapan dari bahasa Dawan, sebuah bahasa daerah yang dipakai masyarakat Timor bagian barat, khususnya di wilayah kabupaten Timor Tengah Selatan (sub-suku Amanuban, Amanatun dan Mollo), Timor Tengah Utara (sub-suku Miomafo, Biboki dan Insana) dan sebagian Kota dan Kabupaten Kupang.
Alkitab yang berjudul “Beno alekot, Sulat Knino” tersebut berada dalam posisi tertutup, motif atau corak dari sampul Alkitab itu memiliki corak yang hampir sama dengan kain tradisional dari Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sementara huruf “Beno alekot, Sulat Knino” tercetak tebal dengan berwarna kuning.
Keterangan Sejarah Penerjemahan ke Bahasa Daerah
Dalam keterangan yang terdapat di Museum Alkitab LAI, terdapat penjelasan, saat menerjemahkan Alkitab dalam berbagai bahasa daerah di Indonesia, LAI tidak melakukannya sendiri tetapi bekerja sama dengan berbagai gereja dan lembaga kristiani melalui sebuah tim yang direkomendasikan.
Dalam keterangan di Museum LAI tentang terjemahan Alkitab ke dalam bahasa daerah LAI berperan mempersiapkan dan memperlengkapi tim penerjemahan agar bekerja sesuai dengan kebijakan penerjemahan yang dipegang LAI. Persiapan yang dilakukan antara lain melalui lokakarya untuk memilih dan menentukan keanggotaan tim penerjemahan, yang terdiri atas penerjemah, peneliti, pengetik, dan pembesut dan koordinator tim.
Semua fungsi ini diisi oleh utusan gereja atau lembaga kristiani. Staf LAI yang menjadi anggota tim disebut konsultan pernjemahan dan bertugas melatih tim penerjemahan serta memeriksa naskah terjemahan yang disiapkan oleh tim. Masing-masing fungsi mempunyai uraian tugas dan target yang jelas dan diatur dalam dokumen resmi.
Jika tim sudah dibentuk, maka penerjemahan secara resmi dimulai, selanjutnya adalah pertemuan memeriksa naskah yang sudah selesai dikerjakan. Pemeriksaan bisa berlangsung jika satu kitab sudah selesai diterjemahkan dan dilakukan secara ayat per ayat, kalimat per kalimat. Proses penerjemahan biasanya berlangsung dalam jangka waktu berbeda antara lain, untuk Perjanjian Lama waktu penerjemahan berlangsung tujuh hingga sembilan tahun, untuk Perjanjian Baru berlangsung tiga hingga lima tahun.
Gerakan Satu Kasih
Bila hendak membicarakan tentang penerjemahan dan persebaran Alkitab di Indonesia, maka tidak dapat dipisahkan dari Gerakan Satu Kasih. Dalam situs webnya, gerakansatukasih.org, gerakan ini merupakan sekumpulan komunitas Kristen yang terdiri atas pengusaha, profesional, dan setiap umat kristiani yang terbeban untuk mendukung penyebaran Alkitab di seluruh Indonesia.
Gerakan ini memiliki visi mempersatukan dan menggerakkan semua pengusaha dan profesional Kristen tanpa memandang denominasi untuk bersama-sama mendukung perluasan penyebaran Injil Kristus di seluruh Indonesia.
Gerakan ini mengerjakan beberapa langkah konkret antara lain membentuk jejaring pengusaha dan profesional Kristen melalui media web, chat group, dan social media. Langkah kedua yakni mengembangkan persekutuan dan kerja sama di kalangan pengusaha Kristiani untuk saling memberkati.
Selain itu gerakan ini juga menggalang dukungan untuk program LAI pada bidang penerjemahan, penyebaran Alkitab, dan Pembaca Baru Alkitab serta program LAI lainnya guna menopang kehidupan hamba Tuhan di daerah terpencil.
Gerakan ini dilatarbelakangi beberapa hal, antara lain banyak umat Kristiani di pelosok Indonesia yang belum terjangkau dan belum memiliki Alkitab. Selain itu gerakan ini melihat banyak umat Kristen di pelosok yang masih buta huruf sehingga tidak dapat membaca Alkitab. Gerakan ini juga mendukung pengadaan Alkitab khusus untuk para Hamba Tuhan di pelosok.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...