Kolektor Seni Bagi Warisan $ 50.000 untuk Pelayan Restoran
SATUHARAPAN.COM – Di kalangan kolektor seni, Robert Ellsworth dijuluki King of Ming, karena keahliannya memahami seluk-beluk furnitur Tiongkok, terutama dari Dinasti Ming. Dia juga pernah disebut-sebut sebagai kolekstor seni Asia paling kaya.
Bukan keahlian itu yang membuat Ellsworth jadi buah bibir. Apalagi dia sudah meninggal Agustus tahun lalu.
Berbagai media papan atas mengangkat berita tentang Robert Ellsworth beberapa hari belakangan ini karena kolektor seni itu mencantumkan meninggalkan $ 50.000 (Rp 658,25 juta) dalam surat wasiatnya untuk dua pelayan yang dia ketahui hanya sebagai “Maureen” tanpa dia tahu nama lengkapnya.
Kolektor seni Robert Ellsworth adalah tamu tetap di Donohue Steak House, selama bertahun-tahun. Seperti dilaporkan independent.co.uk, dia bersantap dua kali sehari di restoran di Kota New York itu.
Saat makan siang, ia muncul untuk memesan sandwich keju dengan daging panggang, dan pada malam hari ia kembali dengan teman-temannya untuk bersantap sirloin steak.
Selama itu pula, dua pelayan favoritnya, setia melayaninya. Ellsworth tidak pernah tahu nama-nama keluarga dari dua pelayan itu. Dia hanya tahu keduanya masih punya hubungan keluarga, yakni bibi dan keponakan, dan keduanya punya nama sama: Maureen.
Namun, ternyata keduanya mempunyai tempat istimewa di hati Ellsworth.
Sebuah laporan di New York Post mengungkapkan Ellsworth meninggalkan warisan kepada dua wanita itu masing-masing $ 50.000 atau Rp 658,25 seperti tercantum dalam surat wasiatnya, merujuk kepada mereka dalam dokumen sebagai "Maureen di Donohue (Donohue Steak House, Red)" dan "Maureen di Donohue keponakan Maureen".
"Saya terkejut,'' Maureen Peters (53), yang disebutkan Ellsworth sebagai Maureen di Donohue, yang menerima pembagian warisan itu. Bersama keponakannya, Maureen Barrie (28), dia mengatakan kepada surat kabar itu, "Sulit mempercayai kejadian ini, mengingat aku tidak pernah mengharapkan apa-apa."
Maureen Peters mengatakan bahwa Ellsworth, yang ditaksir memiliki kekayaan senilai $ 200 juta (Rp 2,64 triliun) ketika meninggal pada Agustus 2014, telah menjadi langganan di restoran steak itu selama beberapa dekade.
"Dari delapan jenis makanan pada jamuan makan malam, biasanya ia menyantap tujuh jenis,” Maureen Peters menambahkan. Tak ketinggalan dia selalu memesan bourbon, wiski Amerika, Jim Beam.
"Dia selalu memberikan tip 20 persen, dan hampir tidak pernah melihat lembar tagihan dan hanya mengatakankepada pelayan untuk menempelnya," kata pekerja Juan Carlos Padiloa.
Ellsworth, yang pada suatu waktu disebut-sebut sebagai kolektor terkaya di dunia seni Asia, tidak pernah mengecap pendidikan sekolah tinggi, tapi dijuluki "King of Ming" karena keahliannya memahami seluk-beluk furnitur Dinasti Ming, lukisan Tiongkok, dan perhiasan batu mulia.
Dalam obituari di New York Times, disebutkan dia tinggal di sebuah apartemen di Fifth Avenue di Kota New York. Kecintaannya pada seni Timur terlihat dari karpet yang menghiasi rumahnya, karpet yang sama yang menghiasi salah satu ruangan kaisar di Istana Terlarang di Beijing.
Sebagian kekayaannya akan menjadi milik teman akrab dan juga juru masaknya selama lebih dari 40 tahun, Masahiro Hashiguchi.
Hashiguchi akan mendapat bagian warisan $ 10 juta (Rp 131,97 miliar), selain perhiasan, furnitur, realestat, koleksi kristal, dan anjing.
Sisanya akan dibagi antara saudara-saudara Ellsworth, keponakan, dan anak baptis. Staf rumah tangga dan teman-teman, masing-masing mendapat bagian $ 100.000 (Rp 1,32 miliar).
Beberapa artefaknya, seperti dilaporkan dailymail.co.uk, akan menjadi koleksi tetap museum dan universitas, termasuk Metropolitan Museum of Art, yang juga pernah ia sumbang 500 lukisan, juga New York University, Harvard, dan Yale.
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...