Kolumnis al-Jazirah Diskors karena Memuji Raja Berlebihan
RIYADH, SATUHARAPAN.COM - Memuji-muji pemimpin rupanya ada batasnya. Bahkan di negara monarki seperti Arab Saudi. Jika berlebihan akan menuai malapetaka.
Seorang kolumnis harian al-Jazirah sudah merasakannya. Gara-gara tulisannya memuji Raja Salman bin Abdulaziz sedemikian rupa, hingga menyamakan sang raja dengan Tuhan, kolumnis itu diminta diskors dari pekerjaannya. Harian tempatnya bekerja pun terpaksa menerbitkan permohonan maaf.
Ramadan al-Anzi, kolomnis tersebut, dalam sebuah tulisannya menggambarkan Raja Salman sebagai "Haleem," atau yang maha penyabar, dan "Shadeed al Eqab," atau yang sangat ketat dalam melaksanakan hukuman. Kedua istilah ini, menurut thepeninsulaqatar.com, yang melaporkan berita ini, dalam agama Islam sangat diasosiasikan dengan Tuhan, sehingga al-Anzi dianggap melangkah terlalu jauh.
Di Kerajaan Arab Saudi, mengaitkan salah satu dari 99 kualitas ilahi kepada individu sangat terlarang, sesuai dengan aliran Islam Sunni Wahhabi yang ekstrem di kerajaan tersebut.
Tak ayal, surat kabar tersebut menerbitkan sebuah permintaan maaf pada hari Sabtu (01/07) lalu.
"Ungkapan dan penghargaan yang diberikan oleh penulis tentang kepribadian Penjaga Dua Masjid Suci, tidak dapat diterima, terlepas dari apa yang telah Allah berikan kepadanya, semoga Tuhan melindungi dia, atas kehormatan untuk melayani dua masjid suci, Islam, Tanah air dan rakyatnya, "tulis al-Jazirah.
Sesungguhnya memuji Raja Salman lewat tulisan, bukan hal asing di Arab Saudi sejak raja berusia 81 tahun itu menjabat tahun 2015. Kolomnis di media setempat sering melakukannya sebagai rasa hormat tradisional terhadap otoritas.
Namun kali ini pujian itu ternyata tak berkenan baginya. Media Saudi melaporkan bahwa raja telah memerintahkan agar terhadap surat kabar tersebut juga diambil tindakan, meskipun belum ada rincian tindakan seperti apa yang dimaksud.
Dalam sebuah pesan kepada Menteri Informasi Awwad bin Saleh Alawwad, raja menulis bahwa dia "terkejut oleh beberapa ungkapan yang digunakan pada kolom dimaksud," menurut surat kabar Okaz.
Surat kabar online, sabq, mengutip ucapan raja tersebut dalam keluhan tertulisnya: "Ini adalah masalah yang membuat kami tertekan, kami tidak menerimanya dan tidak menyetujuinya, menyadari bahayanya dan bahaya bersikap lunak terhadapnya."
Editor : Eben E. Siadari
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...