Komentari Bom Sarinah, Tantowi Salah Sebut Peristiwa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Maksud hendak membandingkan kasus bom Sarinah dengan peristiwa di luar negeri, Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Tantowi Yahya malah membandingkannya dengan pelecehan massal di Cologne, Jerman.
Awalnya, anggota DPR yang mengawali karier sebagai entertainer ini berkomentar, “Kejadian ini menunjukkan negeri kita belum aman dari ancaman terorisme,” saat dihubungi wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, hari Kamis (14/1).
Kemudian Tantowi melanjutkan dengan berharap peristiwa itu bukan rangkaian peristiwa bom yang meledak di Paris, Cologne, dan Istanbul beberapa waktu yang lalu.
“Mudah-mudahan ini bukan rangkaian dari bom-bom yang meledak di Paris, Cologne dan Istanbul beberapa waktu lalu,” kata dia.
Memang di Paris terjadi serangan teroris pada Jumat, 13 November 2015 lalu. Pelaku meledakkan bom bunuh diri di luar Stade de France—stadion Nasional Prancis—saat pertandingan persahabatan sepak bola Prancis lawan Jerman.
Baca juga: Muslim Prancis Cemaskan Dampak Teror di Paris; Polisi Muslim Cegah Pengebom Masuki Stadion di Paris
Kemarin, di Istanbul militan Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Syria/NIIS/ISIS) melakukan serangan teror tersebut. Bom bunuh diri itu menewaskan sedikitnya 10 warga negara asing, sebagian besar dari mereka Jerman, dan melukai 15 orang. Pelaku meledakkan dirinya di sebuah tempat wisata di kota tua Istanbul.
Baca juga: Korban Serangan Bom Istanbul Wisatawan Asing
Namun, tidak ada bom di Cologne Jerman. Yang ada adalah peristiwa pelecehan massal pada perayaan malam tahun baru. Pelakunya, sekitar 1.000 orang, diduga adalah warga Arab. Dan, ini memukul pemerintahan Angela Merkel karena ada yang menuduh mereka adalah imigran dari daerah konflik di Timur Tengah yang sudah diterima terbuka oleh rakyat Jerman.
Baca juga: 1.000 Migran Arab di Jerman Ramai-ramai Lakukan Pelecehan Seksual
Kesalahan penyebutan oleh Tantowi ini, mungkin karena ia tidak diberi informasi yang cukup, atau karena salah penyebutan saja. Entahlah.
Tantowi Belum Tahu
Lalu, Tantowi berpendapat peristiwa bom tersebut merupakan aksi terorisme yang belum diketahui pelaku di belakangnya dan apa motifnya.
“Ini jelas aksi terorisme yang kita sendiri belum tahu siapa di belakangnya dan apa motifnya,” katanya.
Dengan demikian, kata Tantowi Indonesia kecolongan dengan aksi bom tersebut, mungkin sudah merasa aman sehingga kewaspadaannya sampai kendor.
⪔Mungkin kita sudah merasa aman. Sehingga kewaspadaan kita kendorkan. Dan, ini dibaca oleh BIN dan institusi-institusi terkait bahwa Jakarta aman,” katanya.
Editor : Bayu Probo
Hati-hati, Mencium Bayi dapat Berisiko Infeksi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sistem kekebalan tubuh bayi belum sepenuhnya berkembang ketika lahir, seh...