Komisi VIII Akan Panggil Kapolri Terkait Salah Cetak Alquran

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Sodik Mudjahid, mengatakan Komisi VIII akan memanggil Kapolri terkait salah cetak Alquran di Kabupaten Merangin.

“Komisi VIII akan memanggil Kapolri terkait lemahnya pengawasan aparat kepolisian terhadap masalah yang sensitif ini di kalangan masyarakat dan khususnya umat Islam, padahal hal ini telah berulang kali terjadi, seperti kasus ayat Alquran dalam sandal, terompet, dan lain-lain," kata Sodik, saat dihubungi wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, hari Senin (23/5).

Menurut Politisi Partai Gerindra itu, peristiwa ini menunjukkan lemahnya kinerja pemerintah terhadap hal-hal penting dan sensitif di masyarakat.

“Ini lemahnya pengawasan Kementerian Agama (Kemenag) terhadap produk penerbitan berupa Alquran yang merupakan kitab suci pedoman hidup umat Islam,” kata dia.

Sodik menambahkan, pihaknya tidak akan memanggil Kemenag secara khusus, sebab dalam kasus ini Komisi VIII akan memanggil pihak penegak hukum seperti kepolisian.

“Tidak dipanggil khusus, tapi dibahas dalam rapat kerja di masa sidang V ini, yang memang sudah diagendakan. Tapi kami akan mengundang khusus pihak kepolosian (Kapolri) karena sudah berulang kali kasus seperti ini terjadi,” kata dia.

Murid–murid dan guru Sekolah Menengah Pertama Yayasan Duafa di Lingkungan Talang Kawo, Kelurahan Dusun Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi, heboh pekan lalu, ketika seorang ustad sekaligus kepala sekolah yayasan tersebut menemukan Alquran yang salah cetak.

Alquran salah cetak itu diketahui saat Ustad Nadius membacanya seusai melakukan salat subuh, pada hari Selasa lalu. Sang ustad merasa ada yang janggal di dalam Alquran, banyak terdapat ayat yang kurang di dalam Alquran dan juga ada ayat–ayat yang ganda di Alquran tersebut.

Editor : Sotyati