Komitmen Bulaksumur: Kristalisasi PSP Upayakan Pemilu Damai di Yogyakarta
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pusat Studi Pancasila (PSP) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menggelar Sarasehan Kebangsaan bertajuk “Pemilu Damai, Temu Parpol, Pancasila Jaya”. Sarasehan pada Sabtu (1/2) ini dihelat di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hadjosoemantri (PKKH) mulai pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Beberapa pihak yang hadir dalam seminar ini, seperti perwakilan dari pemerintah, militer, parpol, hingga masyarakat umum.
Menurut Ketua Panitia Sarasehan Kebangsaan, Prof. Dr. Sudjito, SH. M.Si, acara ini digelar dengan satu tujuan, yaitu terwujudnya pemilu damai di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Tetapi kalau melihat realitas empiris, kita semuanya was-was, apakah pemilu damai itu bisa terwujud? Kekhawatiran itu muncul setelah melihat realitas empiris di mana masih ada kelemahan, kekurangan pada regulasi, keterbatasan pada penyelenggara, pendidikan politik yang masih rendah, rawan money politik, rawan terhadap kekerasan, dan lain sebagainya. Jika kita tidak hati-hati, boleh jadi yang namanya pemilu damai itu tidak terwujud,” kata Sudjito.
Sarasehan kebangsaan ini menghadirkan beberapa narasumber, baik yang berasal dari PSP, militer, perwakilan parpol, hingga masyarakat umum. Salah satu narasumber, Ir. Dra. Suliantoro Sulaiman yang merupakan Tim Ahli PSP UGM, dalam paparan singkatnya menekankan fungsi wanita sebagai salah kunci untuk mewujudkan pemilu damai. Selain itu, beliau juga menekankan tentang pendidikan yang berakar pada kebudayaan dan adat istiadat.
“Budi Utomo yang merupakan gerakan kebangsaan yang berbasis pada pendidikan ternyata mengunggulkan pendidikan manusia. Pendidikan ini ternyata dilakukan oleh para ‘empu’ yang menangani adat istiadat, kepercayaan, dan kebudayaan di Nusantara,” kata Suliantoro Sulaiman.
Pembicara lain, KH. Muhammad Jazir ASP yang juga salah satu Tim Ahli PSP lebih menekankan kepentingan kita untuk kembali kepada Pancasila sebagai Philosopische Gronslag.
“Pancasila kini mulai tidak dipedulikan. Banyak anggota legislatif yang tidak paham dengan Pancasila sehingga menghasilkan produk, seperti undang-undang, yang tidak berbasis Pancasila. Selain itu, ketidakpahaman terhadap Pancasila ini membuat dunia perpolitikan di Indonesia semakin carut-marut. Oleh karena itu, setiap caleg wajib memahami Pancasila, UUD 1945, dan Indonesia,” kata KH. Muhammad Jazir.
Di akhir sarasehan para peserta membuat sebuah deklarasi bersama sebagai komitmen untuk mewujudkan pemilu damai di Yogyakarta. Deklarasi ini diberi nama Komitmen Bulaksumur.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Arkeolog Israel Ungkap Tambang Batu Besar di Yerusalem dari ...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Tambang batu yang ditemukan selama pengerjaan proyek real estat di Har Ha...