Kompor Ramah Lingkungan Tidak Kurangi Jumlah Penderita Pneumonia
PARIS, SATUHARAPAN.COM - Para peneliti yang kecewa, melaporkan bahwa percobaan dua hari di desa sub-Sahara Afrika, menunjukkan bahwa kompor kayu ramah lingkungan tidak mengurangi jumlah penderita pneumonia di kalangan anak-anak, seperti yang diharapkan, Rabu (7/12).
Peneliti dan advokat kesehatan berharap, bahwa kompor tertutup akan mengurangi masalah kesehatan terkait polusi udara rumah tangga secara drastis dibandingkan dengan tungku yang menghasilkan asap.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, bahwa polusi udara dalam ruangan, terutama jelaga dan partikel halus lainnya membunuh lebih dari empat juta orang setiap tahun di seluruh dunia, khususnya di Afrika.
Anak-anak khususnya dianggap sangat rentan. Di Malawi, pneumonia merupakan penyebab utama kematian di kalangan anak berusia di bawah lima tahun.
Untuk eksperimen itu, lebih dari 10.000 anak di desa-desa di dua distrik di Malawi dibagi menjadi dua kelompok.
Satu kelompok terus menggunakan tungku kayu tradisional, untuk memasak dan menghangatkan selama periode dua tahun percobaan.
Keluarga di kelompok satu lagi diberikan kompor kayu ramah lingkungan yang juga menggunakan biomassa bahan organik, yang berasal dari hewan atau tumbuhan.
“Ada asumsi bahwa penggunaan kompor ramah lingkungan akan bermanfaat bagi kesehatan dan menyelamatkan nyawa,” kata pemimpin penelitian Kevin Mortimer dari Liverpool School of Tropical Medicine.
Namun, kompor baru tidak berpengaruh terhadap jumlah penderita pneumonia pada anak-anak, menurut kesimpulan para peneliti.(AFP/Ant)
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...