Komunitas Muslim Kupang Silaturahim Jelang Maulid Nabi
KUPANG, SATUHARAPAN.COM – Komunitas muslim di sekitar Masjid Agung Al-Baitul Qadim Air Mata Kupang menggelar silaturahim bersama menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW atau peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Konon, masjid tersebut pembangunannya dibantu warga Kristen setempat.
“Silaturahim antarumat muslim dalam Kelurahan Air Mata ini untuk lebih mengeratkan hubungan dalam melakukan persiapan menyambut peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW 1435/2014,” kata Ketua Panitia Penyelenggara Slamet Talid di Kupang, Senin (13/1).
Menurut dia, kegiatan yang menonjol menjelang puncak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah arak-arakan yang akan dilepas oleh Wali Kota Kupang Jonas Salen.
Umat muslim akan melakukan doa khusus di masjid tua yang merupakan lambang masuknya agama Islam pertama di Tanah Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Doa khusus itu akan dipimpin Imam Masjid H Abdurahim Mustafa dan diikuti seluruh umat yang hadir pada kesempatan itu hingga larut malam,” katanya.
Menurut Slamet kegiatan silaturahim dengan kegiatan arak-arakan dan zikir menjelang hari raya kelahiran Nabi Muhammad SAW seperti ini, sudah mentradisi sejak 200 tahun yang lampau ketika masa kepemimpinan almarhum H Birando Bin Tahir.
Selama itu, pendiri Masjid Agung Al-Baitul Qadim Air Mata yang merupakan masjid pertama dan tertua di Pulau Timor bagian barat Nusa Tenggara Timur.
Sesuai tradisi, dua minggu menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, para imam masjid dalam Kota Kupang dikumpulkan dan diminta agar acara peringatan dilakukan pertama di masjid yang dikenal sebagai simbol pemersatu itu.
Setelah upacara di masjid pemersatu tersebut, baru diikuti komunitas muslim lainnya di Masjid Kampung Solor, Bonipoi, Namosain dan Tesbata di wilayah Kabupaten Kupang.
Bibit pertama lahirnya muslim di Kota Kupang dan sekitarnya berasal dari Kampung Air Mata sejak Panglima Bangka Depati Amir dan Depati Hamzah dibuang oleh koloni Belanda ke Pulau Timor pada 1815.
Kedua kakak beradik itu, tidak hanya menggelorakan semangat perjuangan untuk melawan kolonialisme pada saat itu, tetapi menyebarkan pula agama Islam yang ditandai dengan pembangunan Masjid Al-Baitul Qadim di Kampung Air Mata.
Masjid yang telah berusia lebih dari 200 tahun itu dibangun pada tahun 1806 di atas tanah hibah dari Syaban bin Sanga Kala bersama Kyai Arsyad.
Konon, pembangunan masjid ini juga dibantu oleh warga Kristiani yang tinggal di sekitar Air Mata.
Syahban bin Sanga Kala adalah warga muslim pertama di Pulau Timor dari Pulau Solor, Flores Timur. Beliau berasal dari Mananga, Solor bagian barat.
Pembangunan masjid tersebut dengan memadukan seni arsitektur Cina dan Jawa dengan muatan unsur Arab dan Flora Timur.
Dengan ukuran 10x10 m, masjid ini berbentuk joglo beratap genteng. Pada tahun 1984, masjid tersebut dipugar total yang diprakarsai oleh imam H Birando bin Taher.
Aksi pemugaran ini didasarkan karena kondisi masjid ini sudah cukup memprihatinkan sehingga perlu direnovasi tanpa harus menghilangkan keasliannya. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...