Konferensi Bern Membicarakan Refleksi Teologis Migrasi Penduduk Timur Tengah ke Eropa
BERN, SATUHARAPAN.COM –Dewan Gereja Dunia (WCC), Federasi Gereja Protestan Swiss, dan Gereja-gereja Reformed Cantonal dari Berne, Jura, dan Solothurn, baru-baru ini menyelenggarakan konferensi yang mengumpulkan refleksi teologis tentang migrasi. Migrasi adalah hal yang banyak perdebatan gereja saat ini. Makin banyak penduduk daerah-daerah non-Eropa yang masuk ke Eropa, menjadikan masalah bagi sebagian penduduk: kepemilikan dan identitas.
Diadakan pada (31/8) di Bern, Swiss, konferensi ini mencerminkan kepentingan rohaniwan dan awam, praktisi dan akademisi, jemaat gereja dan pejabat gereja dalam isu-isu migrasi.
Berjudul “Milik Siapa? Perspektif Teologis tentang Migrasi”, konferensi ini menjadi pintu ke dalam diskusi mendalam tentang “ketakutan masyarakat tentang kehilangan rasa memiliki dan identitas mereka”. Dialog mempertanyakan konsep “kepemilikan” yang memicu reaksi negatif terhadap migrasi, mulai dari pembatasan hukum imigrasi dan suaka kepada praktik pemulangan paksa, pelarangan pembangunan menara masjid atau resistensi terhadap langkah-langkah untuk integrasi imigran.
Topik utama disampaikan Dr Amélé Adamavi-Aho Ekué, profesor etika sosial di WCC Ecumenical Institute di Bossey, dan Dr Reinhold Bernhardt, profesor teologi sistematis di Universitas Basel, dengan tanggapan oleh Rev Antoinette Steiner, pendeta di Pusat Aplikasi, Registrasi dan Pengaturan Suaka di kota Vallorbe, dan Pdt Andreas Nufer, seorang pendeta di Bern.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...