Konflik Syiah Sunni Bukan Murni Keagamaan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Persoalan Syiah Sunni yang berujung pada konflik bukanlah murni keagamaan. Bukan betul-betul murni persoalan bahwa di Syi’ah mengakui kepemimpinan Ali bin Abu Thalib sedangkan di Sunni mengakui empat khalifah. Tetapi selalu ada nuansa politik di dalamnya seperti disebut dalam siaran pers Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia pada hari Kamis (19/9).
“Tidak se-simple yang itu. Tetapi selalu ada nuansa politisasi pada persoalan itu. Kemudian ini dibesar-besarkan dan dipakai. Berapa ribu lagi orang yang harus tewas sampai kita duduk bareng dan mengatakan ya, Sunni dan Syi’ah adalah saudara.” Kata Country Representative AMAN Indonesia Ruby Khalifah.
AMAN Indonesia mengkhawatirkan konflik Syiah Sunni di Suriah dan Timur Tengah menjadi alat legitimasi memperparah relasi Syiah Sunni di Indonesia. Lanjutnya,“Untuk saat ini terjadi di Sampang dan kalau bisa jangan sampai terjadi di luar.”
AMAN Indonesia mecoba mengurai konflik itu tanpa nuansa politis di dalamnya. Langkah people to people dialogue dicoba menjadi satu agenda. Tetapi ini baru terbatas di akar rumput saja.
Posisi AMAN Indonesia melakukan itu tidak dalam rangka membela salah satu kelompok. Tetapi menilai people to people dialogue akan menjaga keutuhan umat Islam dari perselisihan. AMAN Indonesia memulai people to people dialogue dengan menghadirkan Muslim Syi’ah yang diwakili Ahlul Bait Indonesia (ABI).
Editor : Bayu Probo
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...