Konsolidasi NU, dari Pesantren Sampai Kuburan
MEDAN, SATUHARAPAN.COM – Wakil Sekretaris Jenderal PBNU H Imam Pituduh mengatakan bahwa Nahdlatul Ulama didirikan pada 31 Januari tahun 1926 oleh para kiai Ahlussunah wal-Jamaah.
Menurut dia organisasi tersebut tidak dibangun dengan uang, kekuasaan, tapi dengan riyadoh atau tirakat para pendirinya yaitu dengan mendekatkan diri kepada Allah.
“Makanya jangan meninggalkan hal-hal yang spiritual,” kata WakilImam Pituduh saat beramah-tamah dengan PWNU Sumatera Utara di sekretariat PWNU, di Medan Rabu(4/5) malam.
Karena itulah cara ber-NU tersebut tidak hanya berkomunikasi dengan orang hidup, tapi dengan yang telah meninggal, yaitu kepada kiai-kiai NU yang telah mendahului, para wali, sahabat, dan Nabi Muhammad.
“Ketika Rasulullah mi’raj, beliau bertemu dengan nabi-nabi yang telah meninggal. Haditsnya sahih menuruh Imam Bukhori dan Muslim. Kalau ngomong sama orang yang hidup itu sering ada yang bohongnya, tapi kalau sama orang yang telah meninggal tidak mungkin berbohong,” katanya diakhiri kutipan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Ia menambahkan, melalui ramah-tamah antara tim Ekspedisi Islam Nusantara dan PWNU Sumut menecerminkan silaturahim, silatul amal, silatul ilmi, dan silatu ruh.
“Sehingga kebersamaan kita di NU ini jasadan wa ruhan,” kata dia.
Pada praktiknya, Ekspedisi Islam Nusantara sekarang ini telah menjelajahi 20 kabupaten dan kota, selalu berziarah ke makam-makam ulama, silaturahim ke pesantren, meminta doa kepada kiai, bersilaturahim ke PCNU dan PWNU.(nu.or.id)
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...