KontraS Sayangkan Catatan Kelemahan Tito Tak Diungkap

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM –  Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tidak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar mengatakan, walau empat  lembaga negara memuji kesuksesan Calon Kapolri Komjen Tito Karnavian, dari perspektif Hak Asasi Manusia (HAM), pujian-pujian itu patut dipertanyakan.

“Sayangnya, hal itu tidak diungkap ke publik, bahkan nyaris tidak ada suara sumir terkait pengangakatan Tito. Polisi pasti mempunyai catatan pelanggaran HAM orang seperti Tito," kata Haris di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, hari Kamis  (23/6).

Tito yang banyak di ranah anti teror, kata dia, sebenarnya perlu mempertegas dirinya di balik kesuksesan-kesuksesannya itu. Terutama yang dianggap tidak sesuai hukum atau kontrovesial.

“Soal ketika jadi Kapolda DKI Jakarta ada kesuksesan ketika bisa eliminir kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok intoleran, tapi juga dia mengkriminalkan buruh dan LBH Jakarta, ia mendukung Ahok melakukan represi, melakukan penggusuran,” kata dia.

Tito, kata Haris, sosok menarik dan akan jadi satu modal besar perubahan wajah Polri. "Tapi kalau tidak dikawal oleh masyarakat, media, oleh masyarakat sipil dia juga punya potensi untuk melakukan tindakan tidak populis,” kata dia.

Haris juga mempertanyakan, bagaimana polisi ke depan ketika fakta menyajikan banyak polisi terlibat peraktik-praktik melindungan kepentingan bisnis, misalkan perkebunan.

 “Brimob-Brimob itu menjaga perkebunan lalu soal kriminalisasi bagaimana supaya dihentikan penyiksaan dalam proses hukum itu. Banyak banget polisi melakukan ini, beberapa yang merusak citra polisi itu harus diubah. Tito bilang  pelayanan akan diperbaiki, reformasi birokrasi internal mau diperbaiki. Itu hanya judulnya saja,” kata dia.

“Tito ini bukan polisi yang baru lahir tadi malam bersih dari dosa, gak ada catatan, mungkin tidak ada dosa tidak ada kejahatannya tetapi temuan-temaun soal tertentu bisa disampaikan,” kata dia.

Editor : Eben E. Siadari