Korban KRL: Tidak Ada Alat Pemecah Kaca
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wartawan Antara Fransiska Ninditya, korban yang selamat dalam kasus tabrakan KRL dengan tangki pengangkut BBM di Bintaro, Jakarta Selatan, Senin, mengungkapkan, KRL naas tersebut tidak dilengkapi alat pemecah kaca dan pintu gerbong yang bisa dibuka secara otomatis.
"Di dalam kepanikan tersebut tidak ada alat pemecah kaca, brgitu pua petugas satpam, sehingga saya memecahkan kaca jendela bagian belakang gerbong KRL dengan menginjak-injak kaca hingga pecah untuk dapat keluar," ujar Fransiska Ninditya di Bintaro Permai, Jakarta Selatan, Senin (9/12).
Ia mengatakan setelah kaca jendela itu dipecahkan dirinya berhasil selamat dan beberapa penumpang lainnya pun menggunakan jendela itu sebagai jalan keluar.
"Kaca jendela berhasil dipecahkan dan penumpang lainnya pun ikut keluar melalui jendela itu," ujar dia.
Sebagian penumpang yang berhasil menyelamatkan diri dievakuasi di Masjid At-Taqwa Bintaro oleh warga sekitar.
"Warga sekitar Bintaro Permai mengevakuasi korban selamat di Masjid At-Taqwa Bintaro setengah jam kemudian petugas Polsek Pesanggrahan membantu evakuasi korban," kata dia.
Sementara itu Aiptu Sunarto dari Polsek Pesanggrahan mengatakan kecelakaan KRL KRL Jurusan Serpong-Tanahabang disebabkan oleh mobil tangki Pertamina yang menerobos persimpangan jalan dan rel pelintasan kereta sekitar pukul 11.29 WIB.
Kecelakaan KRL tersebut menyebabkan 10 minggal dengan delapan orang meninggal di lokasi kejadian yang terdiri atas enam perempuan dan dua laki-laki. Mereka dibawa ke Rumah Sakit Sunyoto di Bintaro, Jakarta Selatan.
Sementara sekitar lima orang penumpang mengalami lukar bakar ringan dibawa Rumah Sakit Sunyoto sedangkan supir dan kenek mobil tangki pertamina mengalami luka bakar berat dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina.
Tiga Korban KRL Dipindahkan ke Rawat Inap
Petugas jaga di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan mengatakan tiga korban tabrakan KRL commuterline dengan mobil tangki Pertamina di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.
"Dua orang, yaitu sopir dan kenek mobil tangki dipindahkan ke ruang rawat inap khusus luka bakar. Sedangkan yang satu lagi dirawat di ruang rawat inap biasa," kata petugas tersebut.
Petugas tersebut mengatakan masih ada satu orang lagi yang dirawat di IGD, yaitu Slamet. Namun, tampaknya Slamet tidak akan menjalani rawat inap dan bisa segera pulang.
Menurut data yang terpasang di ruang IGD RSPP, terdapat lima orang yang dirawat di rumah sakit tersebut, yaitu Chosimin, Mujiono, Slamet, Iska Andini dan Anieke Yolanda.
Satu orang diantaranya, yaitu Anieke Yolanda sudah pulang karena hanya mengalami sesak nafas dan trauma. Dia pulang setelah sebelumnya diuapi.
Tiga orang yang sudah dipindahkan ke ruang rawat inap adalah Chosimin, Mujiono dan Iska Andini. (Ant)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...