Korban Meninggal di Gaza Capai 1.000 Lebih
GAZA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, Sabtu, mengkonfirmasi bahwa jumlah korban jiwa akibat agresi 19-hari militer Israel ke wilayah Palestina telah mencapai 1.030, sementara lebih dari 6.000 orang lagi cedera.
Ashraf Al-Qedra, Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, memberitahu wartawan bahwa selama gencatan senjata kemanusiaan pada Sabtu (26/7), petugas medis sibuk mencari mayat lain dan orang yang mungkin selamat dari bawah reruntuhan bangunan.
Sebanyak 130 mayat ditemukan sejauh ini di bagian timur dan utara Jalur Gaza, kata juru bicara itu, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu malam.
Gencatan senjata kemanusiaan selama 12 jam berlaku di Jalur Gaza pada Sabtu, setelah HAMAS dan Israel menerima satu usul PBB pada Jumat larut malam. Gencatan senjata sementara tersebut berakhir pada pukul 20.00 waktu setempat.
Sementara itu, para pejabat dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Qatar dan Turki, serta PBB berkumpul di Paris dalam upaya menyusun kesepakatan gencatan senjata jangka panjang.
Media Israel melaporkan para pejabat tersebut menyerukan perpanjangan gencatan senjata 12-jam antara Israel dan HAMAS di Jalur Gaza.
Hamas mengatakan pihaknya menembakkan sejumlah roket ke wilayah Israel dari Jalur Gaza pada Sabtu malam, setelah gencatan senjata kemanusiaan selama 12 jam di wilayah Palestina berakhir, kendati terdapat perpanjangan gencatan senjata selama empat jam yang dilakukan Israel.
Sayap militer gerakan itu, brigade Ezzedine al-Qassam, dalam tiga pernyataan terpisah mengatakan bahwa pihaknya menembakkan dua roket ke Tel Aviv di Israel tengah, lima ke wilayah Nachal Oz di selatan, dan lima roket lainnya ke sebelah selatan kota Ashkelon.
Serangan itu terjadi sesaat setelah periode jeda gencatan senjata selama 12 jam berakhir, dengan Israel sepakat untuk menghentikan sementara serangan bombardirnya ke Gaza mulai pukul 05:00 GMT hingga 17:00 GMT.
Israel mengumumkan pihaknya akan memperpanjang gencatan senjata itu selama empat jam lagi saat kabinet keamanannya mempertimbangkan apakah akan melanjutkan operasi militernya di Gaza atau secara serius mengkaji desakan dunia internasional bagi penghentian permusuhan secara penuh namun bertahap.
Konflik Gaza, yang meletus pada 8 Juli saat Israel melancarkan sejumlah besar serangan udara lalu disusul dengan serangan darat, telah menewaskan lebih dari 1.000 warga Palestina, 40 tentara Israel dan tiga warga sipil di dalam wilayah Israel. (AFP/Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...