Korban Meninggal Gempa Nepal Tercatat 5.057 Jiwa
KATHMANDU, SATUHARAPAN.COM - Korban meninggal akibat gempa bumi dahsyat di Nepal telah meningkat menjadi 5.057. Demikian dikatakan divisi manajemen bencana nasional kementerian dalam negeri Nepal mengatakan pada hari Selasa (28/4).
Lebih dari 10.000 orang kini diketahui telah meberita luka akibat gempa bumi berkekuatan 7,8 skala richter pada hari Sabtu, kata kepala divisi manajemen bencana, Rameshwor Dangal, kepada kantor berita AFP. Sebelumnya diberitakan bahwa korban meninggal bisa mencapai 10.000.
Nepal Diaspora
Diberitakan bahwa banyak warga nepal di luar negeri datang dengan bus, pesawat dan kereta api dari India menuju Tanah Air mereka setelah bencana gempa bumi di negara itu, dan dengan rasa putus asa mereka berusaha membantu kerabat terjebak dalam kengerian di zona bencana.
Mereka membawa makanan, selimut dan obat-obatan. Warga Nepal diaspora cemas dan berharap bisa melintasi perbatasan India untuk menyelamatkan orangtua dan saudara atau setidaknya membawa barang yang dibutuhkan untuk desa-desa yang rusak parah oleh bencana.
"Mertua saya, sepupu dan kerabat lainnya menderita," kata pengusaha Ram Madhav saat dia siap untuk naik bus ke Kathmandu di terminal internasional di New Delhi pada hari Selasa (28/4).
"Saya ingin membantu mereka dengan cara apapun yang saya bisa," kata pria berusia 42 tahun kepada AFP. Dia membawa beberapa tas penuh dengan bantuan dan pakaian.
Tambahan Kereta
India adalah rumah bagi warga Nepal diaspora terbesar, hingga sekitar tiga juta. Banyak dari mereka bekerja sebagai pembantu rumah tangga, sopir dan pekerja konstruksi. Mereka mengirimkan uang dari gaji mereka yang rendah setiap bulan untuk membantu keluarga besar mereka.
"Banyak orang Nepal ingin kembali ke rumah dan membantu rekan-rekan senegara mereka. Kami telah dibanjiri permintaan tersebut," kata Krishna Prasad Dhakal, wakil kepala misi di Kedutaan Nepal di Delhi, India.
Dengan permintaan begitu tinggi, pemerintah India telah menyetujui permintaan kedutaan untuk memakai kereta ekstra menuju ke perbatasan untuk berbagi membantu tetangga di pegunungan Himalaya yang miskin, kata Dhakal kepada AFP.
Tim penyelamat di Nepal berjuang untuk mencapai warga di daerah terpencil yang hancur oleh gempa bumi. PBB memperkirakan delapan juta orang telah terkena dampak bencana, dan menyerukan bantuan dari berbagai negara untuk membantu pemerintah Nepal yang kewalahan.
Pihak pemerintah Nepal mengatakan bahwa mereka tidak bisa menunggu lembaga bantuan untuk membantu korban. Sementara keluarga mereka skeptis terhadap pemerintah dalam mengatasi bencana yang terjadi dalam skala yang besar itu.
"Saya membawa pisang, buah kering dan kue, itu tidak banyak tapi cukup untuk 50 orang untuk bertahan hidup satu hari," kata D.R. Sharma mengatakan di stasiun bus, sambil memanggul tasnya. "Tuhan telah memberikan saya kesempatan untuk melayani sesama umat dan saya tidak ingin membiarkannya jatuh ke pembuangan," kata manajer salon berusia 52 tahun.
Seorang pengasul asal Nepal, Sukamaya Tamang, yang orangtua dan saudara-saudaranya terjebak di salah satu distrik yang paling parah, mengatakan bahwa keluarganya berjuang sendiri, tanpa bantuan pemerintah. Keluarga Tamang di Sindulpalchowk, sekitar 100 kilometer dari pusat gempa, di mana rumah-rumah dan jalan-jalan telah hancur.
"Ada sembilan desa dan semua telah rata," kata Tamang, yang berhasil berbicara dengan kakaknya melalui telepon di desa mereka. Tamang, 25 tahun, mengatakan, warga desa bersatu untuk merawat yang terluka danmengkremasi orang mati.
"Suami dan sepupu saya berangkat melalui udara (hari Selasa) untuk melihat apakah mereka dapat mencapai desa kami," katanya kepada AFP. “Itu membuat saya ngeri memikirkan apa yang terjadi pada anggota keluarga saya,’’ katanya.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...