Korban Tewas Kebakaran di Maui, Hawaii Mencapai Lebih 100
HAWAII, SATUHARAPAN.COM-Jumlah orang yang diketahui tewas dalam kebakaran hutan mengerikan yang meratakan sebuah kota di Hawaii mencapai 100 pada hari Selasa (15/8), kata gubernur negara bagian itu.
“101 nyawa sekarang telah hilang,” kata Josh Green, menaikkan dua korban yang perlahan naik selama beberapa hari terakhir.
Lebih dari seperempat zona bencana telah digeledah, kata Green, dengan anjing-anjing yang dilatih untuk mencari mayat menyisir abu dari tempat yang dulunya Lahaina, tempat wisata yang indah di Maui.
Green telah berulang kali memperingatkan bahwa hitungan terakhir dari tragedi itu akan jauh lebih tinggi, mendesak orang Hawaii untuk mempersiapkan angka yang bisa dua atau tiga kali lipat dari level saat ini.
Jumlah korban telah membuat kebakaran hutan pekan lalu menjadi yang paling mematikan di Amerika Serikat selama lebih dari satu abad.
Sepekan setelah kebakaran hutan melanda kota peristirahatan Lahaina, penduduk Maui yang trauma menjadi lelah karena hidup dari persediaan bantuan sementara banyak yang tidak dapat memeriksa rumah mereka dan masih menunggu kabar tentang orang yang mereka cintai yang hilang.
Kebakaran melanda padang rumput di luar kota ke Lahaina Selasa lalu. Itu menghancurkan atau merusak lebih dari 2.200 bangunan, 86 persen di antaranya perumahan, dan menyebabkan kerusakan sekitar US$5,5 miliar, kata para pejabat.
Besarnya api, yang menghanguskan area kota seluas lima mil persegi (13 km persegi) dalam hitungan jam, dikombinasikan dengan tantangan logistik untuk pemulihan telah memakan banyak korban dari 13.000 penduduk Lahaina sepanjang tahun, yang juga menghadapi prospek dolar turis yang berharga menguap.
Bahkan ketika sumbangan telah mengalir dan pejabat Hawaii dan federal telah menjanjikan sumber daya yang besar untuk membantu pemulihan, Kanamu Balinbin, seorang pelatih sepak bola lokal, mengambil tindakan sendiri, mendirikan sebuah kamp bantuan di mana orang-orang yang kehilangan rumah dan harta benda mereka dapat menemukan air dan makanan.
“Saya sangat terpukul. Saya menganggap diri saya seorang pemimpin yang kuat, tapi itu membuat saya hancur,” kata Balinbin tentang emosinya setelah menyaksikan kehancuran. “Inilah yang membuat saya terus maju, membantu orang. Banyak dari kita berada pada tahap itu.
Dia mengatakan beberapa rasa frustrasi lokal berasal dari persepsi lama bahwa Maui tidak mendapat cukup perhatian dari pemerintah negara bagian meskipun pendapatan pariwisatanya kuat. (AFP/Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...