Korea Selatan Berupaya Atasi Tingginya Tingkat Bunuh Diri
SEOUL, SATUHARAPAN.COM – Korea Selatan tetap menjadi salah satu negara dengan kasus bunuh diri tertinggi di antara negara-negara maju, memicu rencana aksi dari pemerintah di Seoul untuk mengatasi masalah ini.
Temuan terbaru dari Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), menunjukkan Korea Selatan memiliki kasus bunuh diri tertinggi kedua di antara negara-negara anggota.
Korea Selatan telah berada di posisi itu setiap tahun sejak 2007, kecuali pada tahun 2010 dan 2011, ketika negara tersebut duduk di peringkat satu. Tahun ini, Seoul berjanji akan menurunkan tingkat bunuh diri di kalangan penduduknya.
Yang Doo-seok, profesor program pasca sarjana untuk kebijakan sosial di Universitas Gachon, mengaitkan tingkat bunuh diri yang tinggi itu dengan budaya yang mengagungkan kesuksesan di Korea Selatan, setelah krisis keuangan Asia 1997 dan menegaskan kondisi ekonomi saat ini juga ikut memacu tren tersebut.
"Tingkat pengangguran yang tinggi baru-baru ini di kalangan anak muda juga telah menyebabkan tingkat bunuh diri yang tinggi," kata Yang.
Profesor itu mencatat anak muda Korea Selatan, tampaknya menyepelekan kehidupan, sesuatu yang katanya meningkatkan angka bunuh diri.
"Bunuh diri remaja meningkat," kata Yang, "Khususnya, karena kita dapat mengakses konten yang mendorong orang menyakiti diri sendiri atau memperelok bunuh diri yang tersebar luas di Internet, Instagram, video Youtube."
Namun, Mitch Prinstein, profesor psikologi dan ilmu saraf di University of North Carolina, Chapel Hill, mengatakan prekursor untuk bunuh diri tidak hanya satu.
Laporan OECD, disusun dengan menggunakan data dari 2016 (atau lebih baru) dan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan dan Layanan Asuransi Kesehatan Nasional. Menurut laporan itu, 25,8 dari 100.000 warga Korea Selatan melakukan bunuh diri.
Secara keseluruhan jumlah bunuh diri di antara anggota OECD telah menurun sejak 1985. Tapi Korea Selatan baru mengalami penurunan pada 2010 dari 33,8 per 100.000 pada tahun 2009.
Pemerintah Korea Selatan, meluncurkan rencana aksi antarkementerian pada awal tahun ini untuk menurunkan tingkat bunuh diri menjadi 17 per 100.000 sebelum 2022.
Langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut diprakarsai oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan dan beberapa kantor lain, termasuk Kantor untuk Koordinasi Kebijakan Pemerintah, Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata, dan Dinas Kehutanan.
Rencana Pencegahan Bunuh Diri Nasional Korea Selatan akan dimulai dengan mengumpulkan pendapat dari pejabat pemerintah lokal, pakar, dan mengevaluasi informasi kasus internasional.
Berdasarkan data itu, pemerintah akan membentuk jaringan untuk kelompok-kelompok berisiko tinggi dan membangun sistem pendukung kesejahteraan dan keselamatan lokal bagi mereka yang membutuhkan.
Lebih jauh lagi, pemerintah bermaksud menyediakan perawatan rehabilitasi bagi mereka yang berusaha untuk mengambil nyawa mereka sendiri.
Pemerintah berencana untuk menyesuaikan inisiatif perawatan kesehatan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi orang-orang yang membutuhkan bantuan. (Voaindonesia.com)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...