Korea Utara Bahas Reuni Keluarga Korban Perang Korea
PYONGYANG, SATUHARAPAN.COM - Palang Merah Korea Utara telah menyetujui pembicaraan dengan mitra-mitranya dari Korea Selatan untuk membahas dimulainya kembali reuni keluarga-keluarga Korea yang terpisah oleh Perang Korea enam dekade lalu.
Selasa lalu, kedua pihak setuju untuk mengambil langkah-langkah guna meredakan ketegangan dan mendorong pertukaran, termasuk dimulainya kembali reuni keluarga-keluarga yang terpisah.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan hari Jumat (28/8) menyatakan Palang Merah Korea Selatan mengusulkan pembicaraan mengenai reuni dengan mitra mereka dari Korea Utara pada 7 September di desa Panmunjom, di kawasan demiliterisasi yang memisahkan kedua negara.
Persetujuan itu menghendaki reuni diadakan sekitar liburan menyambut musim panen di Korea, Chuseok, yang tahun ini jatuh pada 27 September.
Reuni keluarga terakhir diadakan pada Februari 2014. Ribuan orang Korea masuk daftar tunggu untuk mengunjungi kerabat mereka, namun baru ratusan saja yang diizinkan mengikuti reuni tersebut.
Banyak warga Korea meninggal tanpa bertemu keluarga mereka sejak Perang Korea memisahkan kedua negara pada awal 1950-an. Usulan itu menumbuhkan kembali harapan banyak warga lansia Korea Selatan untuk dapat berkumpul dengan kerabat mereka di Korea Utara.
“Kami menyambut berita ini sepenuh hati. Pembicaraan pada masa mendatang harus membahas isu-isu fundamental yang dihadapi keluarga yang terpisah. Kami akan menunggu,” kata Lee Sang-chul, yang memimpin perhimpunan warga Korea Selatan yang memiliki keluarga di Korea Utara, kepada VOA.
Lee mengatakan isu yang paling nyata adalah kurangnya informasi. “Yang sangat mereka inginkan adalah mengetahui apakah keluarga mereka masih hidup atau tidak. Jika masih hidup, mereka ingin tahun keberadaannya,” kata Lee.
Lee meminta pemerintah kedua negara agar bertindak cepat, dengan mengatakan separuh dari keluarga-keluarga yang terpisah yang mendaftar untuk reuni telah meninggal dunia tanpa bertemu kerabat mereka. Ia menyatakan berharap dapat mengunjungi kampung halamannya sekali saja sebelum ia meninggal.
Pemerintah kedua negara telah mengatur 19 reuni sejak tahun 2000. Reuni terakhir diselenggarakan pada awal 2014. Sejak itu, Korea Selatan terus mendorong dimulainya kembali reuni, tetapi Korea Utara menolak langkah tersebut, dan mengaitkannya dengan hubungan politik antara kedua negara.
Di Korea Selatan, sekitar 66 ribu pemohon reuni ada dalam daftar tunggu dan lebih dari 70 persennya berusia di atas 70 tahun. Menurut Palang Merah Korea Selatan, peserta reuni akan ditentukan secara acak oleh komputer.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Joe Biden Angkat Isu Sandera AS di Gaza Selama Pertemuan Den...
WASHIGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengangkat isu sandera Amerika ya...