Korsel Desak Perundingan Baru Bahas Keluarga yang Terpisah
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye pada Selasa (4/3) menyerukan perundingan baru dengan Korea Utara untuk membahas kemungkinan memberi izin bagi keluarga yang terpisah oleh Perang Korea untuk berkirim surat dan menggelar reuni melalui konferensi video.
Park mengatakan, lebih dari 6.000 orang harus bertemu dengan kerabat mereka dari masing-masing kedua negara tersebut setiap tahun jika semua keluarga yang terpisah ingin bertemu orang-orang yang mereka cintai sedikitnya sekali sebelum mereka meninggal, menurut kantor kepresidenan.
“Banyak keluarga tidak punya waktu untuk menunggu lebih lama lagi,” katanya, mendesak kabinetnya untuk mendorong perundingan dengan Korea Utara untuk membahas cara berkirim surat atau reuni video bagi keluarga yang terpisah.
Park pekan lalu mengatakan kedua negara Korea itu harus menggelar reuni keluarga secara rutin, namun Pyongyang belum merespons tawaran tersebut, yang muncul setelah kedua negara itu merampungkan reuni pertama mereka sejak lebih dari tiga tahun lalu.
Reuni selama enam hari yang digelar bulan lalu di resor Gunung Kumgang Korea Utara itu mempertemukan sekitar 750 orang dari kedua negara itu, acara yang dapat menumbuhkan harapan pemulihan hubungan secara berkelanjutan setelah keduanya didera konflik.
Karena konflik antara kedua negara Korea itu diakhiri dengan gencatan senjata bukan perjanjian damai, keduanya secara teknis masih berperang, dan masyarakat sipil di kedua negara itu hampir tidak diizinkan menjalin kontak langsung.
Jutaan warga Korea terpisah oleh perang pada 1950 hingga 1953, dan sebagian besar orang-orang yang terpisah meninggal dunia tanpa komunikasi sama sekali dengan kerabat mereka yang masih hidup. (AFP/Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...