Korsel Tutup 200 Sekolah karena Wabah MERS
SEOUL, SATUHARAPAN.COM – Lebih dari 200 sekolah dasar ditutup pada Rabu (3/6), saat Korea Selatan berjuang membendung wabah Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang sudah menginfeksi 30 orang, menewaskan dua korban dan memicu ketakutan secara luas.
Dengan World Health Organisation, memprediksikan penularan lebih lanjut dan pemerintah dikecam atas respons awalnya, Presiden Park Geun-Hye menggelar rapat darurat dengan sejumlah pejabat tinggi dan pakar kesehatan untuk memetakan strategi karantina yang komprehensif.
Lima kasus baru dilaporkan semalam, menjadikan hal ini sebagai wabah MERS terparah di luar Arab Saudi, tempat virus tersebut telah menewaskan lebih dari 400 orang sejak 2012.
Dengan penularan baru dilaporkan setiap harinya, wabah itu menimbulkan kekhawatiran publik nasional, dan mendorong warga-warga perkotaan menimbun masker dan cairan pembersih tangan.
Puluhan gelaran publik dibatalkan, sementara lebih dari 1.360 orang yang terekspos langsung atau pun tidak langsung terhadap virus tersebut, ditempatkan dalam berbagai tingkat karantina.
Park sudah mengecam sejumlah pejabat kesehatan, atas respons awal yang kurang memadai, saat seorang penderita berhasil mengunjungi Tiongkok kendati terdapat peringatan dari dokter.
Menteri Pendidikan Hwang Woo-Yea menyatakan, 209 sekolah dasar ditutup sementara, saat dia mendesak kepala pendidikan regional menjamin keselamatan siswa.
“Penularan antara siswa harus dicegah dengan segala upaya... kami membutuhkan kebijakan jauh lebih ketat di sekolah-sekolah ketimbang di tempat mana pun, “ kata Hwang.
MERS, yang belum diketahui obat dan vaksinnya, dianggap penyakit mematikan namun kurang menular dibandingkan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), yang menewaskan ratusan orang ketika muncul di Asia pada 2003.(AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...