Korut Ingin Pikat Wisman dan Tambah Devisa
SEOUL, SATUHARAPAN.COM – Korea Utara (Korut) adalah salah satu negara paling terpencil dan kurang dikunjungi di dunia. Namun, sejak Kim Jong-un mengambil alih kekuasaan lebih tiga tahun yang lalu, ia memperkenalkan berbagai atraksi baru yang bertujuan untuk menarik lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman) ke negara itu.
Seperti diberitakan channelnewsasia.com, Minggu (19/7), ketika mantan pebasket tenar Amerika Serikat Dennis Rodman mendarat di Bandara Internasional Sunan, Pyongyang pada 2014, ia terpaksa berjalan di landasan. Tapi sekarang, para pengunjung yang terbang masuk ke Pyongyang tidak lagi perlu melakukannya.
Setelah renovasi yang memakan waktu bertahun-tahun lamanya, Korut beberapa waktu lalu telah membuka sebuah bangunan terminal baru di bandara sebagai bagian dari usaha pemimpinnya, Kim Jong-un, untuk menarik lebih banyak wisman dan mendapatkan devisa.
Di bawah kebijakan baru, Korea Utara telah menetapkan tujuan membawa satu juta wisman. Tapi Korut saat ini belum menetapkan kerangka waktu untuk mencapai tujuan tersebut walau sebuah laporan di Korea Selatan (Korsel) mengatakan ambisi Kim Jong-un adalah ambisius dan ekstrem. Dengan cita-cita tersebut, artinya Korut mendatangkan wisman sepuluh kali lebih banyak dari tingkat kunjungan wisman yang tercatat saat ini.
“Bandara Sunan adalah bandara utama Korea Utara, tapi terus terang, itu hanya sampai ke standar dari halte bus di pedesaan," kata Jeong Yong Tae, peneliti senior di Institut Korea untuk Unifikasi Nasional. "Penampilan buruk bandara tidak koheren dengan arsitektur Korut, dan bisa melukai kebanggaan rezim Kim Jong-un,” kata dia.
Terminal bandara baru adalah salah satu yang terbaru tempat wisata yang telah dibuka di Korea Utara sejak Kim Jong-un mengambil alih kekuasaan lebih dari tiga tahun yang lalu. Sebuah resor ski mewah baru dibuka pada tahun 2014, dengan otoritas Korea Utara mengatakan mereka mengharapkan 5.000 wisman setiap hari.
Kim Jong-un dilaporkan menginginkan warga Korsel mengatur ulang kunjungan ke Gunung Kumgang (Korut). Tempat wisata itu sempat menjadi masalah karena pendakian ke gunung itu sempat dihentikan pada 2008 setelah seorang wisatawan Korsel ditembak mati di dekat resor itu karena diduga memasuki wilayah terlarang bagi kegiatan militer.
Kawasan itu menarik sekitar dua juta warga Korsel, karena menjadi satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran tentang Korut.
Banyak pengamat Korut mengatakan, Pemerintah Korut sedang mencoba menarik wisman terutama untuk menarik devisa, padahal di Korut saat ini yang harus diperhatikan adalah Jong-un harus membuka mata masyarakat internasional tentang kelaparan di Korut.
Pandangan lain menyebutkan jika kunjungan wisman ke Korut meningkat, secara tidak langsung wisman membantu negara komunis itu membiayai program nuklirnya. (channelnewsasia.com).
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Sotyati
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...