Marinir AS dan Korea Selatan dalam latihan militer tahunan di luar Seoul. (Foto: aljazeera.com/EPA)
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Korea Selatan dan Korea Utara saling tembak di sepanjang perbatasan maritim yang disengketakan pada Senin (31/3), dengan militer Korea Selatan mengatakan pihaknya merespons peluru yang jatuh di wilayah perairannya yang berasal dari latihan peluru tajam yang dilakukan Korea Utara.
“Beberapa peluru meriam yang ditembakkan Korea Utara jatuh di wilayah kami dan pihak kami membalasnya dengan tembakan,” ujar seorang juru bicara bagi Kepala Staf Gabungan Korea Selatan kepada AFP.
Tidak ada indikasi bahwa kedua belah pihak menembak ke arah target tertentu apa pun.
Di pulau Baengnyeong yang dikendalikan Korea Selatan, dekat dengan perbatasan maritim, pejabat mengatakan para penduduk dibawa ke tempat perlindungan sebagai langkah pencegahan.
“Kami mendesak semua warga untuk mengungsi ke tempat penampungan saat ini, dan beberapa sudah melakukannya,” ujar seorang pejabat balai kota di pulau tersebut kepada AFP.
Sebelumnya pada hari Senin, Korea Utara melakukan latihan tembakan, militer Korea Selatan telah memperingatkan pembalasan segera jika apapun yang ditembakkan melintasi perbatasan.
Tujuan Korut melakukan latihan itu tidak jelas, tapi perbatasan di Laut Kuning merupakan daerah yang sangat sensitif yang telah menjadi ajang bentrokan singkat tapi berdarah di masa lalu.
Pyongyang telah melakukan serangkaian peluncuran roket dan rudal jarak pendek dalam beberapa pekan terakhir, dalam rangka protes pada latihan militer tahunan Korea Selatan-AS.
Pada hari Rabu (26/3) Korut ujicoba meluncurkan dua rudal balistik jarak sedang menengah yang mampu menyerang Jepang.
Peluncuran rudal jarak menengah itu yang pertama sejak 2009 dan bertepatan dengan pertemuan puncak trilateral yang dihadiri oleh Korea Selatan, Amerika Serikat dan Jepang yang berfokus pada antisipasi bahaya yang ditimbulkan oleh ambisi nuklir Pyongyang.
Resolusi PBB melarang Korut menembakkan rudal balistik dan Dewan Keamanan PBB mengatakan akan mempertimbangkan untuk mengambil respon tindakan "sesuai" yang telah memicu ancaman "baru" atas uji coba nuklir Korut.
Pada bulan November 2010, Korea Utara menyerang sebuah pulau Korea Selatan di dekat perbatasan, membunuh empat orang dan memicu kekhawatiran menjadi konflik dalam skala penuh.
Latihan dengan menembakkan rudal sudah biasa dilakukan Korea Utara, tetapi kali ini tidak seperti biasanya dengan sebelumnya tidak memberi peringatan ke Korea Selatan. (AFP)