Kota Betlehem akan Perluas Wisata Non-Agama
BETLEHEM, SATUHARAPAN.COM – Kota yang diyakini umat Kristen sebagai tempat Yesus dilahirkan sarat turis, tetapi semangat Natal diredam oleh keluhan bahwa operator wisata Israel tidak mengizinkan kota itu mendapat untung sepenuhnya dari lonjakan turis, seperti dilansir voaindonesia.com pada Senin (23/12).
Meskipun sekitar 50 hotel di Bethlehem penuh dipesan selama musim puncak seputar Hari Natal, 25 Desember, hotel-hotel itu kesulitan mendapatkan tamu sepanjang tahun.
Kurang dari sepertiga dari tiga juta turis yang datang ke Betlehem setiap tahun, menginap setidaknya satu malam di sana, menurut Asosiasi Hotel Palestina.
Sebagian besar turis langsung kembali melalui pos pemeriksaan Israel dan keluar dari Tepi Barat yang diduduki.
Palestina, menuduh perusahaan-perusahaan wisata Israel hendak merusak bisnis mereka dengan hanya mengorganisir kunjungan singkat.
Dalam upaya mendapatkan bisnis yang lebih rutin, kota kecil itu, yang terletak antara Yerusalem dan Hebron di bagian selatan Tepi Barat, hendak memperluas pariwisata non-agama.
Ironisnya, yang menarik kini adalah sejarah konflik Israel-Palestina itu sendiri, dan seni jalanan sarat politik yang muncul, terutama karya-karya Banksy, maestro cat semprot Inggris, yang identitas aslinya masih rahasia, menarik banyak turis dan melahirkan industri pondok wisata bertema grafiti.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...