Kota Bogor Gelar Deklarasi Forum Pengurangan Risiko Bencana
BOGOR, SATUHARAPAN.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor gelar apel kesiapsiagaan dan deklarasi forum pengurangan risiko bencana (FPRB) pada Sabtu (2/11) di Lapangan Cilibende, Kota Bogor. Apel diikuti 500 personel terdiri atas perwakilan BNPB, BPBD Kota Bogor, TNI/Polri, Dinas Pemadam Kebakaran, Dinas Sosial, PMI, dunia usaha, media, serta para relawan.
Gelar apel diawali dengan upacara kemudian peninjauan lapangan oleh Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim. “Dengan apel ini diharapkan tersosialisasikan keinginan kita untuk mensinergikan seluruh komponen masyarakat, pemeritahan, dan sektor swasta, dalam menghadapi bencana,” kata Dedie saat peninjauan lapangan.
Sementara itu Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Juniarti Estiningsih menambahkan, “Upaya mitigasi bencana kita berikan kepada seluruh komponen masyarakat dan sekolah-sekolah mulai dari PAUD, TK SMP, SMK, bahkan perguruan tinggi. Jadi masyarakat di level kelurahan sampai kepada organisasi yang memang membutuhkan terkait dengan sosialiasi, edukasi, dan simulasi terkait mitigasi, terus kami berikan,” katanya.
Sebelum deklarasi FPRB ini dikukuhkan, BPBD Kota Bogor bekerja sama dengan Catholic Relief Service (CRS), telah melaksanakan kongres pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana Kota Bogor pada tanggal 31 Oktober - 2 November 2019 di Hotel Mirah, Kota Bogor.
Forum ini, merupakan perwujudan kolaborasi Pentahelix yang terdiri atas pemerintah, masyarakat/ormas, lembaga usaha, akedemisi/pakar, dan media. Dan forum ini menjadi FPRB yang ke-76 yang terbentuk.
Latar belakang pembentukan forum PRB ini, berdasarkan meningkatnya jumlah kejadian bencana di Kota Bogor. Berdasarkan data yang dihimpun BPBD Kota Bogor, telah terjadi 558 peristiwa bencana sejak Januari-September 2019 di wilayah Kota Bogor. Dari data tersebut, bencana tanah longsor paling mendominasi dengan angka 155 kejadian.
Dengan dibentuk FPRB ini, diharapkan forum ini dapat melakukan kampanye gerakan peduli bencana, melalui berbagai cara, baik melalui pendidikan di sekolah, sosialisasi media atau aksi lain. Nantinya FPRB bisa mengelola risiko bencana dengan baik sehingga korban jiwa dan kerugian dapat dihindari. (bnpb.go.id)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...