Kotagede, Ibu Kota Keroncong Dunia
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tiga panggung, lima belas grup orkes keroncong featuring beberapa penyanyi Endah Laras, Didik Nini Thowok, Iga Mawarni, Subarjo HS, Shaggydog, dengan disaksikan tidak kurang 5.000 penonton, Pasar Keroncong Kotagede (PKK) 2015 yang baru pertama kali digelar menumbuhkan harapan baru: menghidupkan keroncong dalam irama yang mengalir dalam kehidupan dan kebersamaan di masyarakat serta memberikan pengalaman berkeroncong secara langsung.
"Kebersamaan akan menguatkan Yogyakarta. Yogyakarta akan selalu memberikan warna bagi Indonesia manakala kreasi dan kreativitas diberikan tempat." Drs. Umar Priyono. M.Pd., dalam sambutan PKK di panggung Loring Pasar, Sabtu (12/12).
Sutradara Garin Nugroho dalam sambutannya menceritakan sejarah panjang Kotagede. Kotagede adalah kota pertama kali di wilayah Jawa. Pasar (kota) Gede merupakan bangunan pertama kali di Kotagede. Karena tinggal di sebelah utara pasar itulah Panembahan Senopati bergelar Raden Ngabehi Loring Pasar. Subarjo HS yang asli Kotagede merupakan anak didik maestro keroncong Indonesia Kusbini, pada masanya menjuarai Bintang Radio dan TV.
"Pada masa itu kemenangan Subarjo HS merupakan peristiwa budaya yang luar biasa. Lagu keroncong Terang Bulan diinspirasi dari nama toko yang pertama kali dibangun tahun 1950-an di Kotagede yakni Terang Bulan, yang dalam perkembangannya menjadi HS Silver. Menghidupkan kembali keroncong di Kotagede tidak berlebihan, mengingat di sinilah lahir dan berkembangnya keroncong pada abad XX. Di Kotagede ini pula, keroncong berkembang secara beragam mulai dari moor, stambul, keroncong beat yang terpengaruh The Beatles, hingga dangdut." jelas Garin
Dari sejarah panjang keroncong di Indonesia, Prof. Dr Victor Ganap., M.Ed (akademisi/pengamat musik keroncong) membuat simpulan penting bahwa keroncong adalah musik asli Indonesia. Dan menjadikan Kotagede sebagai pusat keroncong dengan perjalanan panjang masyarakatnya berkeroncong tidaklah berlebihan. "Dari Kotagede kita bangun keroncong untuk Indonesia dan dunia." kata Victor Ganap.
Membayangkan di perempatan Pringgolayan memasuki Jalan Kemasan terpampang gapura besar bertuliskan "Selamat Datang di Kotagede. Ibukota Keroncong se-Dunia. |Sugeng Rawuh| |Selamat Datang| |Bienvenida| |Welcome| |Welkom| |Bienvenu|." Mengapa tidak?
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...