KPK Ajak Semua Orang ke Festival Antikorupsi Bandung 2015
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai garda terdepan pemberantasan korupsi di Indonesia akan menyampaikan kepada publik tentang langkah-langkah pencegahan dan penindakan selama 12 tahun berkiprah dalam berbagai bentuk informasi, program, serta kegiatan. Salah satunya adalah Festival Antikorupsi Bandung 2015 yang mengangkat tema “Berbagi Peran Membangun Negeri, Berbagi Peran Memberantas Korupsi”, yang akan dilaksanakan di Sasana Budaya Ganesha ITB (Sabuga), Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 10-11 Desember 2015.
Festival ini bertujuan agar level awareness dari 10 nilai integritas bersih dari korupsi (jujur, berani, adil, disiplin, mandiri, kerja keras, peka, tanggung jawab, sederhana, dan sabar) menjadi level action yang menstimulasi setiap orang dapat berperan dalam kapasitasnya untuk segera bertindak melawan korupsi.
Dengan memanfaatkan momentum peringatan Hari Antikorupsi Internasional yang jatuh setiap tanggal 9 Desember, kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan inisiatif dari masyarakat dan komunitas, melibatkan masyarakat dan komunitas sebagai aktor utama, menumbuhkan rasa kepemilikan dan keterlibatan masyarakat, dan menyebarluaskan semangat antikorupsi.
KPK tidak dapat bekerja sendiri dalam upaya pencegahan korupsi. Pencegahan korupsi dilakukan melalui pendidikan dan pemberdayaan komunitas, peran pemerintah, BUMN dan swasta menjadi penting dalam menjaga keberlangsungan program.
Format kegiatan dan profil peserta adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik terkait langkah yang diambil selama ini di dalam mendorong gerakan antikorupsi yang telah direspons oleh berbagai pihak sekaligus mempresentasikannya kepada masyarakat sesuai dengan format program atau kegiatan dan karya yang dirancang, dibangun, dan dikembangkan oleh masing-masing pemangku kepentingan.
Peserta yang diharapkan berpartisipasi aktif adalah instansi pemerintah, antara lain kementerian, lembaga dan pemerintah, BUMN, BUMD, sektor swasta, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga pendidikan, media massa, komunitas, kelompok, dan perorangan yang telah membuat program, kegiatan, dan karya nyata terkait upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi.
KPK dan Sepak Terjang Memberantas Korupsi di Indonesia
Korupsi merupakan sebuah permasalahan besar yang dihadapi bangsa Indonesia dan sudah menjadi kebiasaan karena kita seakan sudah maklum dan permisif. Dengan demikian, pemberantasan korupsi di Indonesia sudah harus bergerak ke arah yang lebih menyentuh persoalan akar korupsi. Akar penyebab korupsi adalah sistem yang buruk dan karakter individu yang cenderung korup. Namun, walaupun banyak yang tahu dan paham tentang korupsi, tidak semua orang peduli dengan isu korupsi jika tidak bersinggungan langsung dengan dirinya dalam kehidupan sehari-hari.
Tindak pidana korupsi di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun, baik dari jumlah kasus yang terjadi, jumlah kerugian keuangan negara, maupun dari segi kualitas tindak pidana yang semakin sistematis. Bahkan lingkupnya memasuki seluruh aspek dan lini kehidupan, tidak saja di lembaga eksekutif, yudikatif, tetapi juga di lembaga legistif, baik di pusat maupun di daerah.
Pemberantasan korupsi di Indonesia menorehkan catatan yang sedikit suram. Setidaknya Indonesia pernah memiliki beberapa komisi dan lembaga antikorupsi untuk menanggulangi permasalahan korupsi yang semakin merebak. Namun, lembaga-lembaga tersebut tidak berumur panjang, mati di tengah jalan. Penegakan hukum untuk memberantas tindak pidana korupsi yang dilakukan secara konvensional saat itu terbukti mengalami berbagai hambatan. Sehingga diperlukan badan khusus yang mempunyai kewenangan luas, independen, serta bebas dari kekuasaan manapun dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi yang pelaksanakannya dilakukan secara optimal, intensif, efektif, profesional, serta berkesinambungan.
Pada tahun 2003, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lahir untuk menjawab permasalahan tersebut. Sebagai garda terdepan dalam pemberantasan korupsi di Indonesia, KPK tentu mengalami pasang surut dalam dinamika berorganisasinya. Selama 12 tahun berdiri, KPK diwarnai kisah-kisah perjuangan dengan segala keterbatasan. Meskipun banyak masalah mendera, KPK tetap bergerak maju untuk menjalankan berbagai agenda, baik jangka pendek maupun jangka panjang, dan tetap melakukan tugas utamanya, yakni penindakan, pencegahan, dan penyebarluasan gerakan antikorupsi di tengah situasi apapun.
Berdasarkan data dari Transparency International, tren pemberantasan korupsi di Indonesia dari tahun ke tahun mengarah pada perbaikan, baik dari peringkat maupun skor, meskipun masih jauh dari angka ideal. Hal ini didukung adanya peran seluruh pemangku kepentingan di Indonesia untuk memperbaiki Indonesia untuk menuju lebih baik. Pemerintah pun telah mendorong para pemangku kepentingan untuk membuat gerakan antikorupsi dengan menelurkan aksi nasional pencegahan dan pemberantasan korupsi.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban masing-masing pemangku kepentingan kepada masyarakat umum atas segala langkah sesuai dengan format program atau kegiatan dan karya yang dirancang, dibangun, dan dikembangkan oleh masing-masing pemangku kepentingan dalam mendorong gerakan antikorupsi, diperlukan suatu forum bersama dan aksi kolaborasi dalam rangka memberikan pertanggungjawaban kepada masyarakat secara terintegrasi, salah satunya melalui kegiatan Festival Antikorupsi. (festivalantikorupsi.org)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...