KPK Belum Mengetahui Motif Teror Terhadap Novel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Laode M Syarif mengatakan lembaga ini belum mengetahui pasti soal teror terhadap penyidik Novel Baswedan dengan menggunakan air keras pada Selasa subuh.
"Terus terang kami belum tahu pasti. Kami akan teliti dan selidiki oleh tim KPK dan Polri. Kami berharap pelakunya bisa ditangkap jika bisa didapatkan maka untuk ketahui motif itu akan lebih jelas," kata Syarif saat konferensi pers di gedung KPK, Jakarta, Selasa (11/4).
Terkait apakah kejadian itu berhubungan dengan kasus yang disidik oleh KPK, ia menyatakan KPK tidak bisa memberikan jawaban.
"Karena memang belum diketahui tetapi masyarakat umum berpikiran dan kami pun juga berpikiran bekerja di KPK itu risikonya banyak dan salah satunya risiko yang kita lihat sekarang ini," tuturnya.
Ia menyatakan bahwa telah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) oleh Polres Jakarta Utara dibantu oleh tim internal keamanan KPK dan sedang diselidiki termasuk CCTV atau kamera pengintaÍ yang dianggap membantu.
"Ingat perlu juga diberikan penjelasan, ini kejadian pada subuh jadi masih agak gelap, orangnya menggunakan sepeda motor pakai helm sehingga memang perlu kerja keras mengungkapkannya," ucap Syarif.
Ia berharap dengan adanya kerja sama yang baik antara Polri dan KPK kejadian itu bisa diungkap dengan baik.
"Oleh karena itu kami minta masyarakat yang lihat dan ketahui tolong dilaporkan ke KPK nanti dilaporkan ke pengaduan masyarakat atau dilaporkan kantor polisi terdekat," kata Syarif.
Sementara Ketua Setara Institute Hendardi mengatakan, aksi menyiram air keras terhadap Novel Baswedan adalah bentuk teror untuk melemahkan dedikasi dan kinerja Novel dalam pemberantasan korupsi.
"Saya mengutuk kekerasan itu dan mendorong Polri untuk aktif dan segera menangkap pelaku teror tersebut, untuk menghindari asumsi-asumsi yang dapat membenturkan Polri dengan institusi KPK oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," kata Hendardi di Jakarta, Selasa.
"Saya belum tahu, apa di KPK ada sistem perlindungan atas personel-personelnya. Jika belum ada, maka peristiwa yang menimpa Novel adalah pembelajaran akan pentingnya `security mechanism` bagi personel KPK," kata Hendardi.
Sebelumnya, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan disiram air keras sepulang shalat subuh pada Selasa.
"Benar Novel Baswedan disiram air keras, untuk sementara masih dalam perawatan," kata adik Novel, Taufik Baswedan, saat dikonfirmasi oleh Antara.
Istri Novel mengatakan suaminya disiram air keras di dekat rumah, dua rumah dari rumahnya.
Pelaku menyiramkan air keras ke Novel dari sepeda motornya saat Novel menengok ke belakang.
"Air keras mengenai wajah," tambah Taufik.
Air keras itu mengenai sebagian wajah dan mata. Hingga saat ini Novel dalam kondisi sadar.
"Tidak ada luka lain," ungkap Taufik.
Meski demikian Novel mungkin butuh menjalani perawatan inap di rumah sakit menurut Taufik.
Novel adalah salah satu penyidik senior KPK yang antara lain menangani kasus korupsi dalam pengadaan kartu tanda penduduk Elektronik (e-KTP). (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...