KPK: Film Juga Bisa Ajak Masyarakat untuk Antikorupsi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – “Saya mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Transparency International Indonesia (TII) dan komunitas lainnya untuk membuat film dokumenter antikorupsi. Film adalah salah satu media yang dapat menularkan nilai-nilai antikorupsi kepada masyarakat. Dengan begitu, masyarakat akan sadar tentang bahayanya korupsi di lingkungan mereka,” kata Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Agus Rahardjo, di Goethe Institute, Jakarta, hari Jumat (22/1).
Agus hadir dalam peluncuran dan pemutaran tiga film dokumenter bertema antikorupsi yang diselenggarakan oleh TII. Tiga judul itu antara lain, “Menjaga Anak Kandung Reformasi” yang berkisah tentang sejarah pembentukan KPK dan “Bergerak dari Daerah” yang berkisah tentang gerakan masyarakat mendukung pemberantasan korupsi. Tak hanya itu, TII juga membuat film dokumenter tentang kisah perjuangan anak-anak muda Desa Kekait Daye, Kabupaten Lombok Barat, yang telah memberikan kontribusi penting dalam pemantauan pelayanan publik, khususnya dalam bidang kesehatan. Film tersebut berjudul “Asa di Kekait Daye”.
“KPK tidak akan bisa sendirian, kita harus mengajak masyarakat semua terus berjuang, sehingga korupsi bisa dihilangkan dari negara kita. Mudah-mudahan cara ini akan melawan korupsi itu hilang di masyarakat,” ujar Agus.
Sementara itu, Ketua TII, Dadang Trisasongko, mengatakan pihaknya sudah tiga tahun menjadikan media film sebagai alat untuk menyampaikan berbagai macam pesan transparansi publik. Dia sangat percaya pada kekuatan sebuah film.
“Film ini tidak sekedar cerita, tetapi juga menawarkan cara pandang kita yang harusnya optimis akan pemberantasan korupsi,” katanya.
Sebelum pemutaran tiga film dokumenter itu, tampil sebuah aksi teatrikal dari KosaKata. Aksi tersebut menampilkan sebuah ironi di negeri ini, tergambar para koruptor kerap menindas rakyat, menyalahgunakan kewenangannya semena-mena.
Acara ini juga dimeriahkan oleh band indie Marjinal, yang kerap membawakan lagu-lagu antikorupsi. (kpk.go.id)
Editor : Bayu Probo
Risiko 4F dan Gejala Batu Kantung Empedu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif konsultan RSCM dr. Arn...