KPK Sita Sejumlah Dokumen pada Penggeledahan di Rumah Dinas Menteri Pertanian

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang melakukan penggeledahan di rumah dinas Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, di perumahan Widya Chandra, Jakarta, menemukan dan mengamankanbarang  bukti antara lain dokumen dan bukti elektronik yang diduga memiliki kaitan erat dengan perbuatan pidana yang dilakukan para tersangka.

Pengeledahan pada hari Kamis (28/9) itu terkait kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian. "Ditemukan dan diamankan bukti antara lain dokumen dan bukti elektronik yang diduga memiliki kaitan erat dengan perbuatan pidana yang dilakukan para tersangka dalam perkara ini," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri, hari Sabtu (30/9).

Disebutkan, penyidik juga akan memanggil sejumlah saksi untuk dimintai keterangan soal temuan tersebut.

Penyidik KPK pada hari Jumat (29/9) mengumumkan telah meningkatkan status kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan) ke tahap penyidikan, dan menetapkan sejumlah pihak sebagai tersangka dalam perkara tersebut. Namun tidak disebutkan siapa saja yang jadi tersangka.

Dalam penggeeledahan, KPK menyita uang tunai berjumlah puluhan miliar dari rumah dinas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Selain itu disita sejumlah barang bukti dalam bentuk dokumen dalam proses penggeledahan dimaksud.

Penyidik KPK juga menemukan sejumlah senjata api yang kemudian diserahkan ke Polda Metro Jaya untuk ditindaklanjuti.

Pasal yang diterapkan dalam penyidikan tersebut adalah pasal pemerasan sesuai Pasal 12 (e) Undang-undang Tindak Pidana Korupsi soal pemerasan dalam penyidikan kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian.

"Perkara ini adalah berkaitan dengan dugaan korupsi dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu," kata Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, hari Jumat (29/9).

Editor : Sabar Subekti