Kremlin: Serangan terhadap Wilayah Yang Dicaplok Adalah Serangan terhadap Rusia
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Rusiamengatakan pada hari Jumat (30/9) bahwa pihaknya akan mempertimbangkan serangan terhadap bagian mana pun dari wilayah Ukraina yang akan dicaplok sebagai tindakan agresi terhadap Rusia sendiri, meskipun tanpa malu Rusia telah menyerang Ukraina sejak 24 Februari.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, juga mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia akan “de jure” memasukkan bagian-bagian Ukraina yang tidak berada di bawah kendali pasukan Rusia ke dalam Rusia sendiri sebagai bagian dari langkahnya untuk mencaplok empat wilayah Ukraina.
Rusia bergerak untuk mencaplok wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia di Ukraina setelah mengadakan apa yang disebutnya referendum di wilayah pendudukan Ukraina, sebuah pemungutan suara yang jauh dari nilai demokrasi dan dengan ancaman senjata.
Pemerintah Barat dan Kiev mengatakan pemungutan suara itu melanggar hukum internasional dan bersifat memaksa dan tidak representatif.
Rusia Tembaki Konvori Warga Sipil
Sementara itu, dalam kenyataannya Rusia terus menyerang Ukraina, sebuah negara berdaulat. Ukraina pada hari Jumat (30/9) menyalahkan Moskow karena menembaki konvoi mobil sipil di wilayah Zaporizhzhia selatan yang menewaskan sedikitnya 23 orang di garis depan.
Gubernur regional Zaporizhzhia Oleksandr Starukh mengatakan serangan itu juga melukai 28 orang, “semua warga sipil, penduduk lokal.”
Seorang pejabat pro Kremlin di wilayah Zaporizhzhia yang diduduki Rusia menyalahkan Kiev dan membantah tentara Rusia berada di balik serangan itu. “Rezim di Kiev berusaha menggambarkan apa yang terjadi sebagai penembakan oleh pasukan Rusia, menggunakan provokasi keji,” kata Vladimir Rogov di media sosial, menuduh pasukan Ukraina melakukan “tindakan teroris”.
Gubernur Zaporizhzhia mengatakan pasukan Rusia "meluncurkan serangan roket ke konvoi kemanusiaan sipil dalam perjalanan keluar dari pusat regional".
"Orang-orang mengantre untuk pergi ke wilayah yang diduduki sementara, untuk menjemput kerabat mereka dan mengambil bantuan," katanya di media sosial. Gubernur Starukh juga memposting foto, menunjukkan dua baris mobil yang hancur dan beberapa mayat tergeletak di dekatnya.
Pusat industri Zaporizhzhia, dengan populasi 700.000 sebelum perang, berada di bawah kendali Ukraina tetapi menjadi sasaran serangan roket Rusia.
Bagian dari wilayah itu diduduki oleh Moskow dan Kremlin mengatakan pihaknya berencana untuk secara resmi mencaplok wilayah itu pada sebuah upacara di Moskow pada hari Jumat.
Secara terpisah, seorang pejabat yang ditempatkan di Moskow di Kherson, wilayah Ukraina selatan yang dikendalikan oleh Rusia, tewas dalam serangan oleh pasukan Kiev, kantor berita pemerintah Rusia mengutip pejabat setempat mengatakan Jumat.
“(Alexei) Katerinichev meninggal akibat serangan tepat dari HIMARS. Dua roket menghantam rumah tempat dia berada,” kata Kirill Stremousov, wakil kepala wilayah yang dikuasai Moskow, merujuk pada sistem senjata yang dipasok Amerika Serikat. (dengan AFP dan Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...