KRI Bima Suci Siaga Saat Melintasi Laut Sulu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kapal layar latih tiang tinggi KRI Bima Suci memberlakukan peran jaga perang saat siaga melintasi perairan rawan di Laut Sulu dalam pelayaran pulang menuju markas di Surabaya, Jawa Timur.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI I Made Wira Hady Arsanta Wardhana saat dihubungi di Jakarta, Rabu (23/10), menjelaskan bahwa peran jaga perang itu dilaksanakan seluruh pengawak kapal perang KRI Bima Suci-945 dan prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL.
Kadispenal mengatakan bahwa pemberlakuan peran jaga perang oleh para prajurit KRI saat kapal melintasi wilayah dengan tingkat kerawanan yang tinggi seperti di Laut Sulu.
Peningkatan kesiagaan, kata dia, merupakan prosedur yang bertujuan sebagai aksi pencegahan terhadap serangan mendadak dari berbagai ancaman serangan musuh di wilayah yang dianggap rawan.
KRI Bima Suci memasuki Laut Sulu, Senin (21/10), saat kapal bertolak dari Manila, Filipina pada tanggal 18 Oktober 2024. Kapal bakal singgah di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (24/10). KRI Bima Suci dijadwalkan sandar sampai 27 Oktober.
Dalam peran jaga perang, lanjut dia, seluruh personel bersenjata lengkap dan menempati pos-pos jaga masing-masing sebagaimana diatur dalam Buku Induk Tempur KRI Bima Suci.
Penjagaan kapal itu kemudian terbagi dalam dua divisi, yaitu divisi jaga lambung kanan kapal dan divisi jaga lambung kiri. Dalam rangkaian penjagaan itu yang berlangsung selama 24 jam penuh, personel yang bertugas dirotasi tiap 6 jam sekali.
Tiap kapal perang Indonesia yang berlayar melintasi Laut Sulu selalu dalam keadaan siaga menerapkan peran jaga perang karena perairan itu sebagai daerah rawan tempat operasi para perompak dan kelompok teroris.
KRI Bima Suci, dalam misi muhibah dan latihan praktik Kartika Jala Krida (KJK) pada tahun ini mengangkut total 193 personel yang terdiri atas 98 pengawak KRI dan 95 taruna dan staf latihan.
Kapal latih TNI AL itu berlayar dari Jakarta sejak Agustus 2024 dan telah sandar di Sihanoukville (Kamboja), Hai Phong (Vietnam), Shanghai (China), Busan (Korea Selatan), Vladivostok (Rusia), Yokosuka (Jepang), dan Manila (Filipina).
Kapal itu dijadwalkan mengakhiri misinya saat sandar di Surabaya pada 30 Oktober.
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...