Krisis Lebanon: Disiapkan US$18 Juta untuk Pemilu Mei Mendatang
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Pemerintah Lebanon pada hari Selasa (15/2) menyetujui alokasi 360 miliar pound Lebanon (sekitar US$ 18 juta) untuk mengadakan pemilihan parlemen, kata Menteri Telekomunikasi, Johnny Corm, mengatakan kepada Reuters setelah rapat kabinet.
Lebanon mengalami krisis keuangan pada tahun 2019 dan beberapa pejabat telah menyuarakan keprihatinan atas pemilihan umum yang berpotensi ditunda karena kendala keuangan.
Berbicara setelah sesi kabinet, penjabat Menteri Informasi, Abbas Halabi, mengutip Perdana Menteri Najib Mikati yang mengatakan bahwa pemungutan suara terakhir pada tahun 2018 telah menghabisakn dana negara sebesar US$ 54 juta, tetapi hanya jumlah yang jauh lebih kecil yang tersedia sekarang.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) dan pemerintah Barat telah berulang kali mendesak para pemimpin Lebanon untuk mengadakan pemilihan tepat waktu dan mengalokasikan dana yang sesuai, di tengah kekhawatiran bahwa partai-partai politik yang kuat dapat menggunakan krisis keuangan sebagai dalih untuk menunda pemungutan suara.
Pemilihan umun pada 15 Mei akan menjadi yang pertama bagi 128 anggota legislatif sejak protes massal pada Oktober 2019 terhadap elite politik yang secara luas dianggap bertanggung jawab atas korupsi dan salah urus selama beberapa dekade.
Koordinator khusus PBB untuk Lebanon, Joanna Wronecka, sebelumnya pada hari Selasa "menekankan pentingnya mengadakan pemilihan tepat waktu," kata sebuah pernyataan PBB.
"Saya berharap Dewan Menteri akan menyetujui anggaran pemilu ... sehingga persiapan dapat berjalan cepat dan tidak ada bayangan ketidakpastian yang menggantung pada pemilu," kata Wronecka, menurut pernyataan itu. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...